Bisnis.com, JAKARTA—Pada saat emiten lainnya melaporkan kinerja keuangan 2017, perusahaan subsektor kimia PT Eterindo Wahanatama Tbk., (ETWA) baru merilis kinerja keuangan 2016. Tercatat pembukuan rugi bersih perusahaan berhasil berkurang menjadi Rp68,46 miliar dibandingkan kerugian 2015.
Dalam laporan keuangan 2016, manajemen ETWA menuliskan penjualan neto mencapai Rp243,01 miliar. Jumlah itu menurun 38,60% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp398,80 miliar.
Pendapatan paling besar berasal dari penjualan biodiesel senilai Rp230,30 miliar, selanjutnya bahan kimia lain Rp9,15 miliar, dan tandan buah segar Rp3,56 miliar.
Pada 2015, ketiga segmen itu menyumbang pendapatan masing-masing Rp281,03 miliar, Rp107,95 miliar, dan Rp6,81 miliar.
Penjualan neto paling besar kepada PT Pertamina (Persero) sejumlah Rp124,14 miliar, naik dari 2015 sejumlah Rp68,08 miliar. Selanjutnya PT Energi Baharu Lestari Rp86,96 miliar, dan PT Nippon Oil Indonesia Rp13,57 miliar.
Sementara itu, beban pokok penjualan mencapai Rp260,34 miliar pada 2016, menurun dari sebelumnya Rp398,42 miliar. Rugi bruto perusahaan pun meningkat menjadi Rp17,33 miliar dari 2015 sebesar Rp2,62 miliar.
Baca Juga
Adapun, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp68,46 miliar dari sebelumnya rugi bersih Rp223,93 miliar. Rugi per saham dasar juga naik menuju Rp70,70 dari 2015 senilai Rp231,27.
Pada 2016, total liabilitas ETWA mencapai Rp1,15 triliun, menurun dari sebelumnya Rp1,26 triliun. Liabilitas jangka pendek merosot signifikan menuju Rp170,33 miliar dari sebelumnya Rp440,56 miliar.
Total ekuitas perusahaan menurun menjadi Rp7,1 miliar dari 2015 sebesar Rp75,77 miliar. Aset perseroan pun berkurang menuju Rp1,16 triliun dari sebelumnya Rp1,33 triliun.