Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Jepang Merosot, Ini Faktor Penekannya!

Dua indeks saham acuan Jepang turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (28/2/2018), mengekor pelemahan bursa AS menyusul pernyataan Gubernur The Federal Reserve mengenai ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mendorong spekulasi laju penaikan suku bunga lebih cepat.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Dua indeks saham acuan Jepang turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (28/2/2018), mengekor pelemahan bursa AS menyusul pernyataan Gubernur The Federal Reserve mengenai ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mendorong spekulasi laju penaikan suku bunga lebih cepat.

Indeks Topix hari ini dibuka turun 0,36% atau 6,46 poin di level 1.783,88 dan berakhir melorot 1,23% atau 22,10 poin di level 1.768,24. Dari 2.058 saham pada indeks Topix, 674 saham di antaranya menguat, 1.322 saham melemah, dan 62 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. (-1,95%) dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (-2,17%) menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada perdagangan hari ini.

Adapun Nikkei 225 hari ini berakhir merosot 1,44% atau 321,62 poin di level 22.068,24, setelah dibuka turun 0,43% atau 97,33 poin di posisi 22.292,53.

Sebanyak 15 saham menguat, 208 saham melemah, dan 2 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang drop 2,52% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei hari ini, diikuti SoftBank Group Corp. (-2,39%) dan FANUC Corp. (-2,03%).

Turut menekan bursa saham Jepang adalah apresiasi mata uang yen setelah Bank of Japan (BOJ) mengurangi pembelian obligasi untuk tenor lebih dari 25 tahun sebesar 10 miliar yen dalam operasi pasar hari ini.

Nilai tukar yen terpantau menguat 0,22% atau 0,24 poin ke posisi 107,09 per dolar AS pada pukul 14.27 WIB, setelah dibuka stagnan di posisi 107,33.

Dilansir Bloomberg, bursa saham AS turun dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik kembali ke 2,9% pada perdagangan Selasa (27/2) setelah Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pernyataan yang mendorong spekulasi bank sentral AS tersebut dapat menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini.

Di depan Parlemen AS, Powell menyatakan prospeknya untuk ekonomi AS telah menguat sejak Desember dan ia mengharapkan penguatan akan berlanjut dua tahun berikutnya.

“Bursa saham Jepang kemungkinan akan bertahan dalam fase koreksi untuk beberapa lama karena masih ada kekhawatiran seputar penguatan yen,” kata Toshio Sumitani, chief market analyst di Tokai Tokyo Research Institute Co., seperti dikutip Bloomberg.

“Jika yen menguat di atas 105 terhadap dolar, hal itu mungkin akan membuat perusahaan merevisi turun proyeksi laba mereka untuk tahun fiskal berikutnya,” lanjutnya.

Selain sentimen tersebut, pelemahan bursa saham Jepang dipengaruhi data PMI manufaktur China yang lebih lesu dari perkiraan. China diketahui sebagai mitra dagang terbesar Jepang.

Sementara itu, produksi industri Jepang mengalami penurunan terbesar dalam hampir tujuh tahun pada Januari, sedangkan penjualan ritel turun lebih besar dari yang diperkirakan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper