Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk., (ITMG) pada 2017 membukukan laba bersih senilai US$252,61 juta, melonjak 93,26% dari tahun sebelumnya sebesar US$130,71 juta.
Dalam laporan keuangan 2017, Direktur Utama ITMG Kirana Limpaphayom menyampaikan bahwa pendapatan bersih perusahaan mencapai US$1,69 miliar. Jumlah itu naik 23,36% year on year (yoy) dari sebelumnya US$1,37 miliar.
Bila dikonversi ke rupiah, pendapatan perseroan pada tahun lalu mencapai Rp22,89 triliun dan 2016 sebesar Rp18,41 triliun. Pehitungan kurs pada 2017 ialah 1US$ = Rp13.548, sedangkan pada 2016 US$1 = Rp13.436.
"Pendapatan dari segmen batu bara berkontribusi paling besar, yakni US$1,54 miliar. Nilai itu meningkat dari 2016 sebesar US$1,26 miliar," paparnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (22/2/2018) malam.
Selanjutnya, pendapatan jasa menurun menjadi US$9,49 juta dari sebelumnya US$14,68 juta. Pada 2017, ITMG juga membukukan penjualan bahan bakar minyak senilai US$2,84 juta, dimana pada 2016 pendapatan segmen dari ini belum ada.
Berdasarkan geografis, penjualan ke Asia Tenggara (kecuali Indonesia), India, dan Pakistan mencapai US$665,13 juta. Selanjutnya, pemasaran ke Taiwan, China, Hongkong, dan Korea sejumlah US$452,72 juta.
Baca Juga
Pasar Jepang berkontribusi US$318,83 juta, sedangkan konsumen domestik membeli US$194,17 juta. Sisanya, penjualan ke Eropa sebesar US$49,29 juta dan Australia US$9,38 juta.
Beban pokok pendapatan meningkat lebih tipis dibandingkan pendapatan, yakni 13,46% yoy menjadi US$1,18 miliar dari 2016 sejumlah US$1,04 miliar. Laba kotor perusahaan pun tumbuh menuju US$505,45 pada 2017 didbandingkan US$330,70 pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2017 melambung 93,26% yoy menuju US$252,61 juta (Rp3,42 triliun) dari sebelumnya senilai US$130,71 juta (Rp1,76 triliun). Laba bersih per saham pun meningkat 91,67% yoy menjadi Rp0,23 dari 2016 sebesar Rp0,12.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada 2017 meningkat menjadi US$318,98 juta dari sebelumnya US$145,22 juta. Adapun posisi kas dan setara kas pada akhir tahun lalu mencapai US$374,23 juta, naik dari 2016 sebesar US$328,08 juta.
Sementara itu, aset ITMG meningkat menjadi US$1,36 miliar dari sebelumnya US$1,21 miliar. Rinciannya, liabilitas bertumbuh menuju US$400,52 juta dari 2016 senilai US$302,36 juta, sedangkan ekuitas naik menjadi US$958,14 juta dari sebelumnya US$907,43 juta.
"Total liabilitas per 31 Desember 2017 meningkat 32,4% yoy. Perubahan tersebut dikarenakan utang usaha dari pembelian bahan bakar salah satu anak perusahaan, yakni PT Gasemas sebesar US$45,4 juta," ujar Direktur ITMG Mulianto.
Liabilias jangka pendek meningkat signifikan menjadi US$327,81 juta dari sebelumnya US$238,83 juta. Adapun, liabilitas jangka panjang pada 2017 mencapai US$73,02 juta dari sebelumnya US$63,53 juta.
Direktur Marketing Indo Tambangraya Megah Jusnan Ruslan menyampaikan, pada 2018 manajemen menargetkan volume produksi dan penjualan batu bara yang sama seperti 2017. Kendati demikian, kinerja perusahaan dapat meningkat seiring dengan memanasnya harga batu bara.
“Target volume produksi dan volume penjualan [batu bara 2018] akan lebih kurang akan sama dengan volume produksi dan volume penjualan aktual 2017,” tuturnya kepada Bisnis melalui surat elektronik pada akhir Januari 2018.
Sebelumnya pada 2017 manajemen menargetkan produksi batu bara sejumlah 22,6 juta ton, dan volume penjualan sebesar 23,5 juta ton. Angka tersebut menurun dari realisasi produksi pada 2016 sebanyak 25,6 juta ton.
Menurut Jusnan, permintaan batu bara di pasar domestik dan global akan cenderung meningkat. Tahun ini, diperkirakan harga batu bara internasional akan bertahan di dalam kisaran US$85—US$95 per ton.