Bisnis.com, JAKARTA--PT Sky Energy Indonesia Tbk. sedang melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Bagaimana profil calon emiten ini?
Sky Energy merupakan perusahaan yang berusia 10 tahun. Didirikan pada 2008, Sky Energy awalnya merupakan distributor modul surya (photovoltaic) dann penyedia servis teknis untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Pada 2009, Sky Energy bermitra dengan perusahaan teknologi asal Jepang, HItachi High-Technologies dan mendirikan pabrik modul surya (solar module) berkelas internasional di Bogor.
Pada tahun yang sama, perusahaan tersebut mulai berpartisipasi pada proyek kelistrikan dan infrastruktur telekomunikasi pemerintah di area terpencil.
Sejumlah proyek yang PLTS sudah dikerjakan Sky Energy, yakni PLTS Nagekeo-NTT 5 kWp, PLTS Yalimo-Papua 35 kWp, PLTS Intan Jaya-Papua 25 kWp, PLTS Wetar-Maluku 100 kWp, PLTS Gorontalo 15 kWp, PLTS Amarasi-NTT 15 kWp.
Selain itu, PLTS PT Pertamina Plaju Palembang 9 kWp dan PLTS PT Nipress Tbk. di Bogor 100 kWp juga dikerjakan oleh Sky Energy Indonesia.
Tak hanya PLTS, Sky Energy juga mengerjakan lampu jalan tenga solar panel di Lombok-NTB, Nunukan-Kalimantan Barat, Raja Ampat-Papua Barat, serta micro BTS di Serui-Papua.
Selain berkiprah di dalam negeri, perusahaan yang memiliki 219 karyawan ini telah mengekspor modul surya ke Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Finlandia, dan Jerman. Pada Januari--September 2017, sekitar 36% pendapatan Sky Energy berasal dari ekspor.
Hingga akhir tahun lalu, total aset Sky Energy diestimasi meningkat menjadi Rp448,58 miliar yang terdiri dari liabilitas Rp347,93 miliar dan ekuitas Rp106,61 miliar.
Kinerja pendapatan dan laba calon emiten ini pun cenderung meningkat dalam 4 tahun terakhir. Berikut kinerja pendapatan dan laba Sky Energy pada periode 2014 hingga proyeksi 2017.
Dalam aksi IPO ini, Sky Energy Indonesia menawarkan 204,25 juta saham baru kepada investor pada harga penawaran Rp375-Rp450 per saham. Periode penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 8 Februari--28 Februari 2018.