Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia diperkirakan akan menjadi importir gandum terbesar di dunia pada musim 2017/2018 di samping meningkatnya produksi di negara pemasok dunia.
Berdasarkan data U.S Departmen Agriculture (USDA) yang dirilis pada Senin (12/2/2018), Indonesia diperkirakan akan menjadi pengimpor terbesar pada musim 2017/2018 dengan jumlah sebanyak 12,5 juta ton, mengalahkan Mesir yang secara tradisional menjadi pengimpor gandum teratas pada musim—musim sebelumnya.
Sebelumnya, World Bank mencatatkan, pada musim 2016/2017, impor gandum Indonesia mencapai 10,2 juta ton, lebih rendah 1 juta ton dari Mesir sebanyak 11,2 juta ton.
“Impor gandum Indonesia telah tumbuh berdasarkan permintaan pangan dan pakan. Seiring dengan populasi dan pendapatan meningkat, makanan beralih ke tren kue kering, mie instan, dan unggas,” papar USDA.
Dari segi produksi, USDA memproyeksikan pada musim 2017/2018, produksi global diperkirakan akan meningkat berdasarkan hasil panen yang lebih besar di Argentina, Moldova, dan Ukraina. Perdagangan global diprediksi naik dari bulan lalu, sementara impor Indonesia diperkirakan lebih tinggi, namun lebih rendah dari India dan Uni Eropa.
“Sementara ekspor lebih tinggi dari Argentina, Kanada, Pakistan, dan Rusia. Harganya rata—rata US$460 sen per bushel,” lanjutnya.
Baca Juga
Adapun pemasok tradisional gandum Indonesia yaitu Australia, Kanada, Ukraina, dan Amerika Serikat saat ini tengah mengalami persaingan dengan gandum dari Laut Hitam yang memberi tekanan pada pemasok berkualitas tinggi dengan menawarkan harga yang jauh lebih rendah.
“Impor dari Ukraina telah melampaui Australia, pemasok gandum jangka panjang ke Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 50% atau lebih. Sementara Rusia juga telah membuka pintu ekspor ke Indonesia,” tambah USDA.