Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan kemarin, Selasa (13/2/2018).
Pada perdagangan Selasa, harga batu bara untuk kontrak April 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melonjak 3,37 atau 2,70 poin ke level US$82,70 per metrik ton.
Pada perdagangan Senin (12/2), harga batu bara kontrak April 2018 ditutup rebound 1,20% atau 0,95 poin ke level US$80 per metrik ton.
Penguatan harga batu bara ini berbanding terbalik dengan minyak mentah AS yang melemah menyusul laporan industri yang menunjukkan berlanjutnya ekspansi persediaan minyak mentah dan bensin di AS.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 diperdagangkan di US$58,90, setelah ditutup di US$59,19 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa (13/2).
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman April 2018 berakhir naik 13 sen di US$62,72 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global tersebut diperdagangkan premium sebesar US$3,69 terhadap WTI.
Baca Juga
Dilansir Bloomberg, harga minyak di New York kehilangan pijakannya setelah American Petroleum Institute (API) disebut melaporkan kenaikan stok minyak mentah nasional sebesar 3,95 juta barel pekan lalu, sedangkan pasokan bensin meningkat 4,63 juta barel.
Kenaikan bahan bakar tersebut akan menjadi yang terbesar sejak akhir Desember jika dikonfirmasikan oleh laporan Energy Information Administration (EIA) pada hari ini.
“Ini jelas kabar yang bearish. Kombinasi ini sedikit mengejutkan. Bila Anda menambahkannya pada kenaikan jumlah rig minyak pekan lalu, maka akan terus terjadi sentimen bearish,” ujar James Williams, presiden perusahaan riset energi WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.
Pergerakan harga batu bara kontrak April 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
13 Februari | 82,70 (+3,37%) |
12 Februari | 80,00 (+1,2%) |
9 Februari | 79,05 (-2,41%) |
8 Februari | 81,00 (-3,23%) |
7 Februari | 83,70 (+0,48%) |
Sumber: Bloomberg