Bisnis.com,JAKARTA— Korporasi jalan tol pelat merah, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengincar tambahan volume lalu lintas dan pendapatan dari ruas tol yang baru beroperasi pada 2018.
Mohamad Agus Setiawan, Corporate Secretary Jasa Marga menjelaskan bahwa pada 2018 perseroan akan mendapatkan tambahan pendapatan dan volume lalu lintas dari sejumlah ruas tol yang baru beroperasi pada 2017 seperti Sepanjang-Krian, Jawa Timur. Tambahan ruas tersebut membuat jalan tol Surabaya-Mojokerto, Jawa Timur kini telah beroperasi penuh.
Selain itu, Agus mengatakan terdapat sejumlah ruas yang akan dioperasikan pada 2018. Adapun jalan tol baru tersebut antara lain Ngawi-Kertosono, Solo-Ngawi, tambahan ruas Bogor Ring Road, Gempol-Pasuruan, serta sebagian ruas Pandaan-Malang dan Semarang-Batang.
Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang dipublikasi perseroan, Senin (12/2), beban konstruksi emiten berkode saham JSMR itu meningkat tajam dari Rp7,78 pada 2016 triliun menjadi Rp26,01 triliun. Sementara itu, beban tol dan usaha lainnya justru turun dari Rp4.02 triliun pada 2016 menjadi Rp3,77 pada tahun lalu.
Dengan demikian, JSMR membukukan total beban pendapatan Rp29,78 triliun pada 2017. Jumlah itu naik dibandingkan dengan 2016 senilai Rp11,80 triliun.
Agus menjelaskan kenaikan beban konstruksi perseroan sejalan dengan progres ruas jalan tol yang tengah dibangun.
“Pada 2017, JSMR mengkonstruksi 15 ruas jalan tol baru dan 4 ruas di antaranya dioperasikan tahun 2017 dan sisanya konstruksi masih berjalan,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (12/2).
Kendati demikian, dia menyatakan JSMR berhasil menjaga pertumbuhan EBITDA pada 2017 senilai Rp5,5 triliun atau naik 4,8% secara year on year. Margin EBITDA tercatat sebesar 61,4% atau tumbuh 2,2% dari 2016.
Di sisi lain, Agus mengatakan ruas-ruas jalan tol baru menyumbang pertumbuhan aset dari sisi hak pengusahaan jalan tol yang mencapai Rp56 triliun. Total aset JSMR pada 2017 tercatat sebesar Rp79,2 triliun.
“Di tengah mulai beroperasinya ruas-ruas jalan tol baru, laba bersih Jasa Marga juga tetap terjaga Rp2,2 Triliun atau tumbuh16,5% dari tahun 2016,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Jasa Marga Desi Aryyani memprediksi laba bersih perseroan pada 2018 tidak akan terlalu baik. Pasalnya, JSMR tengah agresif mengoperasikan ruas tol baru setiap tahunnya.
Akan tetapi, dia meyakini investor JSMR tidak terlalu memerhatikan laba bersih perseroan. EBITDA akan lebih menjadi perhatian mengingat karakter bisnis perusahaan jalan tol yang merugi pada tahap awal pengoperasian ruas baru.