Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga akan mengalami penguatan seiring dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2018 ini. Diproyeksikan sepanjang tahun berjalan, harga kemungkinan bisa menembus level US$8.000 per ton.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan bahwa harga tembaga kemungkinan akan bergerak bullish di tengah beragam ekspektasi pada penguatan ekonomi global.
Selain perekonomian China yang meningkat berdasarkan data Caixin Manufacturing PMI China yang positif, pengaruh dari Uni Eropa, Inggris, dan Jepang yang akan mengurangi stimulusnya juga bakal menjadi bukti dari membaiknya perekonomian.
“Secara teoritis, perlambatan ekonomi sudah berakhir,” kata Ibrahim ketika dihubungi Bisnis, Selasa (6/2/2018).
Perbaikan ekonomi yang diproyeksikan akan tercapai menunjukkan bahwa konsumsi global terhadap tembaga sebagai bahan infrastruktur juga akan menguat.
Ibrahim menjelaskan bahwa lonjakan harga kemungkinan bisa mencapai US$8.000 per ton, dipicu oleh ekspektasi pasar bahwa proyek infrastruktur di AS akan disahkan kongres pada tahun ini di samping proyeksi membaiknya ekonomi di beragam negara—negara maju lainnya.
“Harga tembaga sangat bisa mencapai level US$8.000 per ton pada tahun ini jika proyek infrastruktur AS disetujui oleh kongres.”
