Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga menguat dipicu oleh positifnya data ekonomi China yang menunjukkan adanya pertumbuhan permintaan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Tembaga di London Metal Exchange (LME) naik seiring dengan dukungan dari data ekonomi China yang lebih kuat. Harga menetap di level US$7.169 per ton pada penutupan perdagangan Senin (5/2), rebound dari penurunan 1% pada sesi perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Biro Statistik Nasional/National Bureau Statistics (NBS), Caixin Manufacturing PMI China berada di 53,7 pada periode Januari 2018, naik dari level 53 yang dicapai pada Desember 2017.
Baca Juga
Angka itu merupakan level tertinggi dalam 7 tahun. “Kondisi ini bertahan dengan baik mengingat latar belakang makro,” kata seorang analis di Marex Spectron.
Seperti diketahui sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi global pada 2018 akan tumbuh 3,7%, naik dari 3,6% yang dicapai pada tahun lalu. Adapun Negeri Panda yang merupakan negara ekonomi terbesar kedua memiliki andil yang besar pada upaya ekspansi ekonomi global.
JP Morgan Chase & Co. memproyeksikan harga tembaga menjadi bullish seiring dengan dukungan dari proyeksi kuatnya pertumbuhan ekonomi global. Investment bank internasional tersebut memprediksi harga tembaga akan bergerak ke level US$7.700 per ton pada kuartal akhir di tahun ini.