Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Karet Berjangka Berpotensi Melemah

Harga karet mengalami pelemahan seiring dengan meningkatnya cadangan di China dan Jepang di samping pengaruh penguatan mata uang yen. Diperkirakan dalam waktu dekat harga akan bergerak di kisaran 174 yen180 yen per kilogram.
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet mengalami pelemahan seiring dengan meningkatnya cadangan di China dan Jepang di samping pengaruh penguatan mata uang yen. Diperkirakan dalam waktu dekat harga akan bergerak di kisaran 174 yen—180 yen per kilogram.

Pada penutupan perdagangan Selasa (6/2/2018), harga karet kontrak teraktif Juli 2018 di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocom) anjlok 3 poin atau 1,53% menjadi 193,70 yen (US$1,77) per kilogram (kg) dari level 196,70 yen per kg yang dicapai pada sesi perdagangan sebelumnya.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menuturkan bahwa harga karet mengalami pelemahan lantaran mendapat tekanan dari penguatan mata uang yen sepanjang tahun ini di samping meningkatnya jumlah cadangan.

“Awal tahun ini menguatnya mata uang yen telah berimbas negatif kepada harga karet,” ungkap Deddy kepada Bisnis, Selasa (6/2/2018).

Terpantau, pergerakan mata uang Negeri Sakura sepanjang tahun 2018 telah tumbuh 0,19%. Saat ini mata uang yen masih bergerak di sekitar level 109 per dolar AS, menjauh dari level 113,09 per dolar AS pada 8 Januari 2018.

Turut menekan harga, melimpahnya cadangan karet China yang dimonitori oleh Shanghai Futures Exchange (SHFE) dan cadangan karet di Jepang mendorong harga terpuruk.

Tercatat, cadangan karet di China sebagai konsumen karet terbesar di dunia mengalami peningkatan 1,7% pada pekan terakhir ke 426.498 ton. Angka ini merupakan kenaikan pekan kesepuluh berturut—turut.

Sementara itu, Asosiasi Perdagangan Karet Jepang mencatatkan cadangan karet naik 8,2% menjadi 13.307 ton. “Diperkirakan harga karet akan bergerak di kisaran 174 yen—180 yen [US$1,59—US$1,65] per kilogram dalam jangka pendek,” lanjut Deddy.

Gu Jiong, analis di Yutaka Shoji mengatakan bahwa harga karet terbebani pelemahan pada pasar saham global. Dilansir dari Bloomberg, bursa Asia merosot pada perdagangan hari kedua berturut—turut, sementara bursa saham AS terus turun menyusul aksi jual yang meluas pada pasar saham.

“Para investor beralih pada aset safe haven, sehingga mengangkat performa yen dan obligasi AS,” kata Jiong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper