Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga sepanjang tahun Anjing Tanah ini diperkiran akan berbalik bullish seiring dengan proyeksi kuatnya pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan level di atas US$7.000 per ton.
Pada penutupan perdagangan Senin (5/2/2018), harga tembaga di London Metal Exchange (LME) menguat 124 poin atau 1,76% menjadi US$7.169 per ton, rebound dari level US$7.045 per ton pada sesi sebelumnya. Namun, secara year to date (ytd), harga melemah 1,08%.
Pada tahun sebelumnya, harga telah tumbuh menggeliat hingga 32,51% dengan ditutup di level US$7.247 per ton pada 29 Desember 2017.
JP Morgan Chase & Co. membalikkan proyeksinya terhadap tembaga dari anggapan bearish menjadi bullish seiring dengan dukungan dari proyeksi kuatnya pertumbuhan ekonomi global.
“Kami perkirakan harga tembaga akan naik ke level tertinggi 5 tahun sebesar US$7.700 per ton pada kuartal IV/2018,” paparnya, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (6/2/2018).
Level tersebut lebih tinggi sekitar 8% dari level saat ini dan 35% lebih tinggi dari perkiraan yang ditetapkan pada November lalu ketika investment bank internasional tersebut pesimistis pada November 2017 lalu.
Baca Juga
Proyeksi bullish tersebut didasari data yang menunjukkan bahwa harga logam cenderung reli paling kuat pada ekspansi kondisi ekonomi di samping proyeksi melesunya greenback.