Bisnis.com, JAKARTA – Harga gas alam masih berada pada tren positif seiring dengan kuatnya permintaan bahan bakar yang terkenal paling bersih itu.
Pada perdagangan Senin (5/2/2018) pukul 18.13 WIB, harga gas alam untuk kontrak Maret 2018 naik 0,02 poin atau 0,67% menjadi US$2,87 per million british thermal unit (MMBtu). Sepanjang hari ini, harga bergerak di kisaran US$2,825—US$2,880 per MMBtu, menurut data Bloomberg.
Harga gas alam tumbuh paling melejit di antara komoditas energi lainnya dengan pertumbuhan sekitar 22% secara year to date (ytd).
Permintaan gas alam cair/liquefied natural gas (LNG) telah lepas landas dalam beberapa tahun terakhir karena merupakan bahan bakar yang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar lainnya seperti minyak dan batu bara.
Menurut data Energy Information Administration (EIA), secara keseluruhan, konsumsi global gas alam cari telah meningkat menjadi 33,1 miliar kaki/billion cubic feet (bcf) pada 2016. Diperkirakan konsumsi akan tumbuh hingga 75% pada 2027.
Amerika Serikat, dengan persediaan gas pipa dan pusat energi yang berkembang dengan baik seperti di Pantai Teluk AS telah muncul sebagai produsen global yang dominan.
Kapasitas ekspor AS telah melonjak menjadi 18 juta ton pada 2017. Padahal 2 tahun yang lalu hanya meningkat sekitar 2 juta ton. Diproyeksikan tingkat ekspor pada beberapa tahun ke depan akan terus meningkat seiring dengan kuatnya permintaan terhadap bahan bakar yang lebih ramah lingkungan ini.
“Diproyeksikan pada 2022, ekspor akan mencapai 77 juta ton, mengubah AS menjadi eksportir nomor 2 di dunia setelah Australia,” papar EIA.
EIA menambahkan bahwa seiring dengan tumbuhnya gas alam, negara—negara impor semakin bertambah. Pada 2005, hanya 15 negara yang mengimpor gas alam cair, sedangkan sekarang sudah ada 39 negara, dengan 8 lainnya diperkirakan akan memasuki pasar pada 2022.