Bisnis.com, JAKARTA--Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Raya (Jaya) menargetkan dua perusahaan anggota dapat melantai di Bursa Efek Indonesia.
Ketua Umum Himpunan HIPMI Jaya Afifuddin Suhaeli Kalla menyampaikan, dalam kepengurusannya pada periode 2017--2020 ditargetkan ada 1-2 perusahaan yang melalukan IPO di BEI. Saat ini, anggota HIPMI Jaya berkisar 3.000 perusahaan
"Ada dua perusahaan yang IPO dari HIPMI. Sebetulnya sudah janji dengan Pak Tito [Direktur Utama BEI], saya inginnya ada dalam kepengurusan saya dalam dua tahun ada 1-2 perusahaan yang bisa IPO," paparnya di sela acara talkshow Indonesia Menuju Pasar Global dan Sukses Melalui Go Public 2018, Kamis (2/1/2018).
Menurut Afif, sebetulnya banyak perusahaan HIPMI yang memiliki kinerja positif dan prospek bisnis yang bagus. Namun, masih banyak yang belum mengerti soal proses IPO dan keuntungan dari melantai di bursa.
"Kendalanya sebetulnya informasi, mereka gak tahu. Mereka beranggapan tahapan masuk bursa sulit, harus menyiapkan dana tertentu, jadi minder. Mereka takut perusahaannya mampu gak sih, laku gak sih kalau masuk bursa. Jadi kendalanya lebih ke situ," ujarnya.
Dia berharap, adanya acara talkshow Indonesia Menuju Pasar Global dan Sukses Melalui Go Public 2018 dapat memberikan informasi baru kepada anggota HIPMI, sehingga tertarik untuk memanfaatkan pendanaa melalui pasar modal.
Dalam waktu dekat, HIPMI Jaya juga akan mengadakan workshop khusus bersama BEI dan Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI untuk membahas persoalan IPO. Workshop itu juga melibatkan konsultan hukum dan perusahaan underwriter, sehingga diharapkan mendapatkan output yang positif.
Afif, yang juga menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bukaka Teknik Utama Tbk., (BUKK), menambahkan perusahaan anggota HIPMI yang prospektif untuk IPO ialah yang bergerak di bidang ekonomi kreatif dan start up. Ada juga perusahaan dengan bisnis renewable, seperti memproduksi plastik dari rumput laut, sehingga plastik tersebut dapat hancur.