Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Masih Merah, Pidato Trump Dinanti

Pelemahan sejumlah bursa saham Asia berlanjut pada awal perdagangan hari ini, Rabu (31/1/2018), menyusul pelemahan pada perdagangan saham di Amerika Serikat (AS), di tengah sikap hati-hati pasar pasca reli yang kuat awal bulan ini.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan sejumlah bursa saham Asia berlanjut pada awal perdagangan hari ini, Rabu (31/1/2018), menyusul pelemahan perdagangan saham di Amerika Serikat (AS).

Indeks Topix Jepang turun 0,4% pada pukul 9.25 pagi waktu Tokyo (pukul 07.25 pagi WIB) dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%. Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2% dan indikator pada indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,8%.

Sementara itu, indikator pada indeks S&P 500 bergerak flat setelah indeks acuan AS tersebut melorot sekitar 1,1% pada akhir perdagangan Selasa (30/1).

Indeks S&P 500 ditutup melemah 1,09% atau 31,1 poin di 2.822,43, indeks Dow Jones Industrial Average melorot 1,37% atau 362,59 poin di level 26.076,89, dan indeks Nasdaq Composite berakhir turun 0,86% atau 64,02 poin di level 7.402,48.

Dilansir Bloomberg, pergerakan saham di Jepang dan Australia turun pada perdagangan pagi ini, meskipun saham di Korea Selatan mampu naik.

Indeks MSCI All-Country World mengalami penurunan dua hari terbesar sejak September 2016, setelah indeks Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 360 poin pada perdagangan Selasa. Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun bertahan di 2,72%, mendekati level tertinggi sejak April 2014.

Investor global tampaknya melakukan profit taking seiring berakhirnya Januari, yang telah mencatatkan salah satu bulan terbaik untuk ekuitas global dalam hal rekor.

Peringatan tentang kerentanan pasar yang dikeluarkan mulai dari Amundi Asset Management hingga Goldman Sachs Group Inc., diimbangi dengan pertumbuhan global yang sinkron dan ekspansi yang kuat dalam laba perusahaan.

Pasar selanjutnya akan mencermati pidato kenegaraan Presiden Donald Trump di Washington pada Selasa malam waktu setempat, serta pertemuan kebijakan The Federal Reserve terakhir yang dipimpin Janet Yellen sebagai Gubernur bank sentral AS tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro