Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga karet berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (30/1/2018), seiring apresiasi kinerja mata uang yen Jepang dan pelemahan harga minyak.
Harga karet untuk pengiriman Juli 2018 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup melemah 1,31% atau 2,60 poin di level 195,50 yen per kilogram (kg).
Sebelumnya harga karet kontrak Juli dibuka turun tipis 0,05% atau 0,1 poin di posisi 198,00 setelah pada perdagangan Senin (29/1) ditutup merosot 3,41% atau 7 poin di posisi 198,10 yen.
Sementara itu, nilai tukar yen terpantau menguat 0,27% atau 0,29 poin ke posisi 108,67 per dolar AS pada pukul 13.43 WIB, setelah pada Senin (29/1) berakhir melemah 0,37% di posisi 108,96.
Seperti diketahui, pergerakan harga karet biasanya berbanding terbalik dengan yen. Penguatan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya, permintaan akan komoditas ini berpotensi menurun.
Padahal harga karet sebelumnya sempat bergerak di zona hijau di tengah kekhawatiran terhadap upaya negara produsen membatasi ekspornya.
Menurut Kazuhiko Saito, Analis dari broker komoditas Fujitomi di Tokyo, investor menahan aksi jual komoditas di tengah kekhawatiran mengenai terbatasnya pasokan.
Konsorsium Karet Internasional mengatakan Thailand, Malaysia dan Indonesia berencana untuk memangkas ekspor karet untuk menopang harga sebesar 350.000 metrik ton hingga 31 Maret mendatang.
Sejalan dengan karet, harga minyak WTI kontrak Maret 2018 lanjut melemah 1,02% atau 0,67 poin ke US$64,89 per barel pada pukul 13.34 WIB. Pada perdagangan Senin (29/1), minyak WTI ditutup melemah 0,88% di level 65,56.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Juli 2018 di TOCOM
Tanggal | Harga (Yen/Kg) | Perubahan |
30/1/2018 | 195,50 | -1,31% |
29/1/2018 | 198,10 | -3,41% |
Sumber: Bloomberg