Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Menguat, Dorong Indeks MSCI Siap Catat Bulan Terbaik

Pergerakan sejumlah bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (29/1/2018), sekaligus mendorong indeks acuan regional menuju rekor terbarunya sepanjang masa, saat investor berspekulasi bahwa ekspansi pada laporan keuangan perusahaan tidak akan goyah dalam waktu dekat.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (29/1/2018), sekaligus mendorong indeks acuan regional menuju rekor terbarunya sepanjang masa, saat investor berspekulasi bahwa ekspansi pada laporan keuangan perusahaan tidak akan goyah dalam waktu dekat.

Indeks Topix Jepang naik 0,1% pada pukul 9.08 pagi waktu Tokyo (pukul 07.08 pagi WIB). Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing naik 0,3% dan 0,6%.

Sementara itu, indikator pada indeks S&P 500 dilaporkan lanjut naik 0,1% setelah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) tersebut menguat sekitar 1,2% pada akhir perdagangan Jumat (26/1) ke level tertinggi sepanjang masa.

Dilansir Bloomberg, penguatan saham di Korea Selatan dan Australia pagi ini membantu kenaikan indeks MSCI Asia Pacific tahun ini menjadi 7,8%, sekaligus siap mencatat bulan terbaiknya sejak Maret 2016.

Di sisi lain, bursa saham Jepang naik tipis saat kinerja mata uang yen bergerak stabil setelah Bank of Japan mengklarifikas bahwa pernyataan Gubernur Haruhiko Kuroda di Davos pada hari Jumat tidak berarti mengubah proyeksinya. Sejalan dengan pergerakan yen, dolar AS pun turun.

Fokus investor kembali tertuju pada laporan keuangan korporasi dan rilis data ekonomi pekan ini. Sejumlah raksasa teknologi yang akan merilis laporannya pekan ini, di antaranya Alibaba Group Holding Ltd, Apple Inc., dan Amazon.com Inc.

Pekan ini juga akan diisi pertemuan terakhir Federal Reserve yang dipimpin oleh Janet Yellen. Para pembuat kebijakan bank sentral AS tersebut akan berkumpul untuk membahas suku bunga dalam pertemuan terakhir yang dipimpin Yellen sebelum masa jabatannya berakhir.

Pekan lalu, pasar digoyahkan retorika proteksionis dan posisi yang saling bertentangan terhadap dolar dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan beberapa pejabat pemerintahannya.

Nilai ekuitas global namun telah melampaui US$60 triliun tahun ini dan imbal hasil obligasi pemerintah menguat saat investor mencermati prospek inflasi seiring dengan perbaikan pada pertumbuhan ekonomi global.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro