Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Kamis (25/1/2018), setelah berakhir di zona merah dalam beberapa sesi perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Maret 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,22% atau 0,20 poin di US$91,85/metrik ton.
Adapun pada perdagangan Rabu (24/1), harga batu bara kontrak Maret 2018 berakhir melemah 0,65% atau 0,60 poin di level 91,65.
Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah mengikis penguatannya akibat tertekan rebound dolar AS menyusul pernyataan Presiden Donald Trump bahwa pada akhirnya dia menginginkan greenback yang lebih kuat.
Pada perdagangan Kamis (25/1), minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 0,2% atau 0,10 poin di level US$65,51 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat menguat 1,6% ke US$66,66 dalam sesi perdagangan tersebut.
Minyak Brent untuk pengiriman Maret berakhir turun 0,11 poin di level US$70,42 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan US$4,91 lebih mahal dibanding WTI.
Dalam wawancara dengan CNBC saat tiba di World Economic Forum di Davos, Swiss, Trump berkomentar menginginkan dolar yang kuat serta menegaskan bahwa komentar sebelumnya oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin keluar dari konteks.
“Momentum penguatan dolar AS telah mendorong harga minyak mentah turun, namun kemungkinan akan menjadi fenomena sementara," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research, seperti dikutip dari Bloomberg.
Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, ditutup menguat 0,31% atau 0,28 poin ke level 89,486 setelah sempat melemah hingga level 88,438.
Pergerakan harga batu bara kontrak Maret 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
25 Januari | 91,85 (+0,22%) |
24 Januari | 91,65 (-0,65%) |
23 Januari | 92,25 (-0,49%) |
22 Januari | 92,70 (+0,87%) |
19 Januari | 91,90 (+0,38%) |
Sumber: Bloomberg