Bisnis.com, JAKARTA—PT Bakrieland Development Tbk. menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understading dengan China Construction First Group Corp Ltd.
Penandatanganan MoU dilakukan dalam rangka kerjasama pengembangan proyek properti di Jakarta dan Surabaya senilai US$1 miliar.
Ambono Janurianto selaku Direktur Utama dan CEO Bakrieland Development bersama Sun Kelin selaku Executive Representative CCFG Indonesia menandatangani MoU pada Jumat (19/1/2018) di Jakarta.
Ambono mengatakan, proyek yang akan dikembangkan melalui kerja sama ini yakni township development di Surabaya dan city properties di Jakarta. Perseroan menyiapkan lahan 500 hektare di Surabaya dan 10 hektare di Jakarta.
Proyek township development di Surabaya terbagi dalam dua lokasi. Lokasi pertama memiliki luas kawasan 200 ha yang sudah bebas 100%, sementara lokasi kedua 300 ha dan baru terbebas 50%.
Di kedua lokasi tersebut, perseroan bersama CCFG Indonesia akan mengembangkan sejumlah proyek, mencakup perumahan dan area komersial.
Baca Juga
Sementara itu, lahan untuk proyek city properties Jakarta sudah siap. Perseroan akan mengembangkan beragam proyek di kawasan ini, mencakup perkantoran, apartemen, hotel, mall, dan convention hall.
Ambono enggan mengungkapkan lokasi persis ketiga proyek kerjasama ini.
“Nilai US$1 miliar itu ceiling-nya yang coba kita kerjasamakan dengan mereka. Mekanismenya masih terus kita jajaki untuk dicari solusi terbaik bagi kedua pihak. Rencananya pembicaraan berikutnya akan kita lakukan di Beijing,” katanya usai penandatanganan MoU.
Ambono mengatakan, skema kerja sama yang akan dipilih bisa beragam. Nilainya pun tidak mesti mencapai US$1 miliar. Namun, nilai tersebut merupakan estimasi awal untuk biaya konstruksi maksimal seluruh proyek.
CCFG Indonesia bisa saja bertindak sebagai kreditur yang menyalurkan pembiayaan untuk proyek-proyek yang dikembangkan perseroan secara bertahap di ketiga kawasan.
Bisa juga, kedua pihak membentuk joint venture untuk pengembangan bersama.
Dalam proyek ini, emiten dengan kode saham ELTY bertindak selaku penyedia lahan, sementara CCFG Indonesia sebagai pemodal proyek.
Sepanjang tahun ini, kedua pihak akan mencoba mematangkan skema kerjasama, pematangan desain kawasan dan rencana tahap pengembangan.
Bila berjalan lancar, kontruksi pertama baru dimulai tahun depan. Ini merupakan proyek jangka panjang yang akan menjamin keberlanjutan usaha perseroan.
Adapun, total izin lokasi yang dikantongi perseroan di Surabaya sejatinya mencapai 2.000 ha, tetapi yang dikerjasamakan hanya 500 ha.
ELTY dan CCFG Indonesia percaya diri melakukan MoU ini sebab pada Rabu (17/1/2018) lalu ELTY baru saja mengantongi restu pemegang saham atas rencana restrukturisasi utang obligasi global perseroan dengan nilai pokok US$155 juta.
Pemegang saham perseroan setuju merestrukturisasi utang tersebut menjadi hak atas 37,9% saham perseroan dalam PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk. (JGLE), yakni anak usaha perseroan yang mengembangkan Jungle Land.
Selain itu, ELTY juga menyerahkan hak atas 2,5 miliar waran kepada para pemegang obligasi yang dapat dikonversi menjadi 25 miliar saham ELTY di harga pelaksanaan Rp100.
Dengan skema restrukturisasi itu, ELTY dapat terbebaskan dari beban utangnya sekaligus berpotensi menyerap Rp2,5 triliun dana segar baru dari penebusan waran.