Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pergudangan PT Mega Manunggal Property Tbk., (MMLP) menargetkan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA pada 2018 sebesar 200 miliar, naik 53,85% year on year (yoy) dari estimasi tahun ini sejumlah Rp130 miliar.
Direktur Independen MMLP Timothy Eugene Alamsyah menyampaikan, sampai akhir 2017 diperkirakan perusahaan mendapatkan EBITDA sebesar Rp130 miliar. Jumlah tersebut dapat meningkat 53,85% yoy menjadi Rp200 miliar lebih pada tahun depan.
"Dengan perkiraan peningkatan EBITDA dari Rp130 miliar ke Rp200 miliar, nanti proyeksi pertumbuhan pendapatan juga segitu [53,85% yoy]," tuturnya setelah acara paparan publik, Selasa (12/12/2017).
Pada awal tahun depan, perusahaan mendapat luasan sewa bersih atau net leasable area (NLA) baru sebesar 106.332 m2 dari tiga proyek yang mulai dibangun pada 2016. Ketiga gudang baru sudah mendapatkan pra komitmen sekitar 75% dan melengkapi total NLA MMLP sebelumnya sebesar 195.000 m2.
Proyek pertama berlokasi di Blok AE, komplek MM2100, Cikarang Barat, Bekasi yang pembangunannya rampung pada kuartal IV/2017. Gudang yang menggunakan konsep 2 lantai ini memiliki NLA 38.472 m2 dan menampung beragam tenant (multi tenant).
Proyek kedua berlokasi di Cibatu, Cikarang, memiliki NLA 36.216 m2 dan pembangunannya rampung pada akhir tahun ini. Pihak tenant ialah ARK Logistic dengan periode sewa 10 tahun.
Proyek ketiga berlokasi di Cileungsi, Kab. Bogor, yang memiliki NLA 31.392 m2 diperkirakan pengembangannya rampung kuartal I/2018. Pihak penyewa ialah ARK Logistic dengan periode 10 tahun.
"Jadi pada kuartal I/2018, kami bisa mengoperasikan gudang seluas 195.000 m2 yang existing, ditambah 100.000 m2 dari tiga proyek yang baru rampung," tuturnya.
Head of Investor Relations and Corporate Finance Asa Siahaan mengungkapkan, ketiga gudang baru diperkirakan mendapatkan komitmen sewa 100% pada semester I/2018 dari posisi saat ini sekitar 75%.
Pada tahun ini, perusahaan mengalokasikan capex sebesar Rp 1 trilliun. Dengan realisasi per September 2017 mencapai Rp800 miliar, Asa optimistis seluruh belanja modal dapat diserap.