Bisnis.com,JAKARTA -- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. membukukan laba bersih sebesar US$250,6 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2017.
Peningkatan laba tersebut didorong oleh tingginya volume dan margin produk yang sehat, diimbangi dengan meningkatnya harga bahan baku yang mencerminkan peningkatan harga minyak mentah.
Emiten berkode sandi saham TPIA ini mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 28,6% menjadi US$1.797,9 juta dari US$1.398,4 juta sepanjang kuartal III/2017. Peningkatan ini didorong kenaikan volume penjualan dari tingkat utilisasi pabrik yang lebih tinggi.
TPIA mencatat laba bersih setelah pajak tercatat sebesar US$250,6 juta, meningkat 15,8% dari periode kuartal III/2017 sebesar US$216,3 juta. Adapun, jumlah aset meningkat sebesar 28,5% menjadi US$2.614,7 juta terutama dari kas yang lebih besar dari hasil rights issue sejumlah US$371,4 juta.
Direktur Perseroan Suryandi menjelaskan kelanjutan pencapaian kinerja yang baik ini mencerminkan marjin produk yang lebih baik didukung dengan volume penjualan yang lebih tinggi.
"Industri petrokimia secara inheren bersifat siklis, meski demikian perseroan berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang. Kami optimis dapat membukukan kinerja yang positif sepanjang 2017 sebagai hasil dari tingkat utilisasi pabrik yang tinggi, operasi yang aman dan optimalisasi portofolio produk," ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, EBITDA meningkat 16,2% menjadi US$430,5 juta dari US$370,4 juta pada kuartal III/2017. Perseroan mengurangi posisi utang berbunga menjadi US$356,juta dari US$415,9 juta pada kuartal III/2017 dengan pembayaran pinjaman yang dijadwalkan.
Beban Pokok Pendapatan meningkat sebesar 31,8% menjadi US$1.372 juta pada sembilan bulan pertama 2017 dari US$1.041 juta pada 2016 terutama karena konsumsi bahan baku yang lebih tinggi akibat kenaikan volume produksi dengan tingkat operasi cracker pada 99% dibanding 85% pada periode tahun lalu.
Harga bahan baku, terutama untuk naphtha juga meningkat dari US$397 per ton menjadi US$479 per ton pada kuartal III/2017 yang utamanya terkait peningkatan harga minyak mentah.