Bisnis.com, JAKARTA -- Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) turun 7,8% dalam penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Kamis (23/11) diduga kuat karena pengaruh isu proyek kereta ringan (light rail transit/LRT).
Saham ADHI ditutup turun 170 poin atau -7,8% menjadi Rp2.010 per saham. Sepanjang perdagangan hari ini, ADHI sempat menyentuh level Rp2.000. Dalam 52 pekan terakhir, level terendah saham ADHI di harga Rp1.830.
Penurunan itu mulai terjadi dalam sesi setelah istirahat siang atau hampir berbarengan ketika salinan surat bertandatangan Menteri BUMN Rini Soemarno mengenai LRT beredar di sejumlah kalangan.
Dalam surat bernomor S-665/MBU/11/2017 bertanggal 20 November 2017 tersebut, Kementerian BUMN mengusulkan untuk PT Kereta Api (Persero) tidak menjadi penyelenggara pendanaan/investor pembangunan prasarana LRT Jabodetabek, namun hanya bertindak sebagai penyelnggara dan pengoperasian sarana LRT Jabodebek.
Surat itu menjelaskan juga bahwa terdapat peningkatan nilai investor untuk proyek LRT Jabodebek menjadi Rp31,8 triliun dibandingkan dengan Rp26,7 triliun sebelumnya sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman tanggal 3 November 2017.
Sepanjang tahun berjalan, saham ADHI terkoreksi 3,37% dari level harga penutupan akhir 2016 pada Rp2.080 per saham.