Bisnis.com, TOKYO - Pasar saham Jepang diprediksi mengalami penurunan pada paruh kedua tahun ini karena ketidakpastian politik mendorong investor untuk membukukan keuntungan setelah Indeks Topix mencapai level tertinggi 22-bulan.
Proyeksi tersebut diungkapkan oleh salah satu strategist Goldman Sachs Group Inc di Jepang, Kathy Matsui, yang dikutip Bloomberg, Jumat (30/6/2017).
"Pertumbuhan China yang lebih lambat dan Federal Reserve yang lebih hawkish juga akan membebani saham yang terdaftar di Tokyo," tulis Matsui dan rekannya dalam sebuah laporan.
Timnya memangkas proyeksi enam bulan untuk indeks Topix menjadi 1.575 dari 1.600, namun menaikkan proyeksi 12 bulan menjadi 1.700 dari 1.650, dengan mengatakan bahwa pertumbuhan laba yang berlanjut, reformasi tata pemerintahan dan pembelian asing potensial dapat mendorong pasar.
Indeks Topix turun 1,1% ke level 1.607 pada pukul 14:16 dii Tokyo pada Jumat (30/6/2017), setelah mencapai 1.627 pada Kamis (29/6/2017), tertinggi sejak Agustus 2015.
"Pasar bisa rentan terhadap aksi ambil untung," kata tim Matsui yang berbasis di Tokyo. "Namun, pada skala 6-12 bulan, pertumbuhan keuntungan yang berlanjut, reformasi tata kelola yang sedang berjalan, dan pembelian asing potensial memungkinkan pasar untuk mendapatkan kembali momentum ke atas."