Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham di Asia naik pada perdagangan siang ini, Selasa (13/6/2017), di saat aksi jual global atas saham-saham teknologi menunjukkan tanda-tanda penurunan, sementara kinerja pound sterling tetap melemah seiring upaya Perdana Menteri Theresa May untuk keluar dari kegagalan dalam pemilu Inggris.
Indeks Topix Jepang naik 0,2% pada pukul 12.31 siang waktu Tokyo (pukul 10.31 WIB). Adapun, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6% dan indeks acuan Australia menanjak 1% ditopang oleh penguatan saham energi dan finansial.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks Shanghai Composite masing-masing naik 0,4%.
Saham teknologi dalam indeks MSCI Asia Pacific sedikit berubah, setelah Indeks Nasdaq 100 menutup penurunan terbesarnya selama dua hari sejak September. Di sisi lain, harga minyak mentah diperdagangkan di atas US$46 per barel, menyusul kenaikan dua hari pertamanya dalam tiga pekan.
Pelemahan pada saham teknologi, yang telah membantu membawa saham global mencatat rekornya berulang kali tahun ini, mencengangkan banyak investor setelah pasar sebagian besar berhasil menyingkirkan tiga peristiwa berisiko tinggi pekan lalu.
Saham Samsung Electronics Co. menguat 0,4% setelah memimpin pelemahan di Asia pada perdagangan Senin. Baik saham Tencent Holdings Ltd., yang anjlok 2,5% pada sesi perdagangan sebelumnya, dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., yang membukukan penurunan terbesar sejak Desember, bergerak naik hari ini.
Baca Juga
“Pasar Asia telah beralih dari penurunan sektor teknologi,” kata Lim Dong-yul, pedagang senior di CMC Markets, seperti dikutip dari Bloomberg.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan teknologi Asia lebih fokus pada perangkat keras dan memiliki bisnis lain selain manufaktur teknologi yang membantu mendukung harga mereka lebih tinggi, dibandingkan dengan perusahaan berbasis perangkat lunak di AS.
Meski terdapat aksi jual teknologi dan ketidakpastian politik di Washington dan London, saham global masih diperdagangkan kurang dari 0,8 persen dari rekornya. Di Inggris, PM May meminta maaf kepada anggota parlemennya atas hasil pemilu jeda di saat dia berusaha mendapatkan suara yang dibutuhkan untuk menopang pemerintahan minoritasnya.
Di sisi lain, bank sentral AS The Fed pekan ini diprediksi akan menaikkan suku bunga acuannya, sekaligus memimpin bank sentral lainnya bergerak ke arah penghapusan kebijakan ultra-akomodatif.