Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG: Nikkei 225 Terkoreksi, 2 Saham Produsen Mobil Ini Penekan Utama

Nikkei 225 ditutup turun tipis 0,03% atau 6,46 poin ke level 20.170,82 setelah dibuka melemah 0,21% atau 41,86 poin di 20.135,42.
Bursa Jepang Topix/Reuters
Bursa Jepang Topix/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Jepang berakhir terkoreksi pada perdagangan hari ini (Senin, 5/6/2017), seiring pelemahan kinerja produsen mobil setelah mata uang yen terapresiasi sekitar 0,9% terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan pelemahan 0,42% atau 6,81 poin di level 1.605,39 dan berakhir turun 0,14% atau 2,23 poin ke 1.609,97.

Dari 2.013 saham pada indeks Topix, 826 saham di antaranya menguat, 1,069 saham melemah, dan 118 saham stagnan.

 Adapun indeks Nikkei 225 ditutup turun tipis 0,03% atau 6,46 poin ke level 20.170,82 setelah dibuka melemah 0,21% atau 41,86 poin di 20.135,42.

Sebanyak 83 saham menguat, 131 saham melemah, dan 11 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Nitto Denko Corp. yang melorot 1,85% menjadi penekan utama terhadap koreksi Nikkei, diikuti oleh Honda Motor Co. Ltd. yang anjlok 2,41% dan Toyota Motor Corp. yang drop 2,04%.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah 0,19% atau 21 poin ke 110,61 yen per dolar AS pada pukul 13.32 WIB, setelah ditutup menguat 0,86% atau 0,96 poin di posisi 110,40 pada perdagangan Jumat. 

Apresiasi yen terhadap dolar AS ditopang oleh data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan, sehingga membuat para investor kembali mencermati prospek laju kenaikan suku bunga.

Indeks Topix pun sempat turun 0,6% pada perdagangan hari ini, meski mampu mengikis pelemahannya menjelang akhir perdagangan ditopang oleh sentimen laba korporasi.

Laba korporasi Jepang telah menanjak ke level tertingginya sekaligus menarik investor asing, yang mencatat lebih dari US$13 miliar untuk saham Jepang dalam delapan minggu berturut-turut hingga 26 Mei.

“Perusahaan Jepang telah mulai benar-benar mengumpulkan kekuatan untuk memperbaiki profitabilitas mereka, dan karena itu mudah bagi para investor untuk membeli,” kata Hiroyasu Iida, kepala pusat penelitian investasi di Aizawa Securities Co., dikutip dari Bloomberg.

Di sisi lain, tambahnya, pertumbuhan pekerjaan di AS tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, saat ini ada keraguan atas kenaikan suku bunga pada September dan Desember oleh Federal Reserve.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper