Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DGIK Lirik Proyek Infrastruktur

Kontraktor gedung, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk., berencana untuk meningkatkan porsi pekerjaan infrastruktur pada 2017 dibandingkan dengan porsi 2016.
Pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi jalan tol./Bloomberg-Dimas Ardian
Pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi jalan tol./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA--Kontraktor gedung, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk., berencana untuk meningkatkan porsi pekerjaan infrastruktur pada 2017 dibandingkan dengan porsi 2016.

Direktur Utama Nusa Konstruksi Djoko Eko Suprastowo menyatakan perusahaan melihat prospek bisnis konstruksi, terutama untuk proyek infrastruktur, masih cukup cerah.

“Untuk mendukung strategi ini, perseroan akan terbuka terhadap proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah maupun oleh pihak swasta,” tulis Djoko dalam laporan tahunan 2016 seperti dikutip pada Selasa (30/5/2017).

Manajemen perusahaan mengaku telah menyiapkan berbagai strategi seperti peninjauan ulang atas kinerja 2016 dan melakukan perubahan yang cukup krusial sebagai salah satu strategi dalam mengembangkan bisnis ke depan.

“Perseroan juga mengubah strategi marketing dengan menata ulang porsi pekerjaan baik di sektor gedung maupun di pekerjaan infrastruktur. Porsi proyek infrastruktur mulai ditingkatkan mengingat prospek sektor ini masih cukup bagus,” paparnya.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur telah menjadi fokus utama pembangunan pemerintah. Program pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, kawasan industri dan layanan satu atap untuk investasi ditujukan untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

“Rencana pembangunan bandara dan pelabuhan baru dapat menjadi potensi target investasi ke depan bagi perusahaan. Perencanaan pembangunan kawasan industri dan zona ekonomi eksklusif dapat mendorong terciptanya potensi lahan pengembangan sarana bangunan gedung dan sarana investasi infrastruktur penunjang kawasan,” paparnya.

Hal tersebut, tulis Djoko, dapat ditangkap oleh perseroan dalam bidang terkait untuk mengembangkan target pasar dan sarana investasinya.

Di samping itu, siklus pasar properti mulai bergerak naik pada 2016 dan akan berada pada kondisi puncak pada 2019, sehingga potensi permintaan pasar properti pada beberapa tahun ke depan diprediksi meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper