Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kabel PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. menyiapkan belanja modal senilai Rp100 miliar tahun ini.
Presiden Direktur SCCO Bayu Adiwijaya Soepono mengatakan sekitar Rp40 miliar digunakan untuk pemeliharaan mesin, dan Rp60 miliar dialokasikan sebagai ongkos pengoperasian.
Pada kuartal I/2017, perusahaan memang membukukan pendapatan yang menggembirakan, yakni penjualan bersih Rp1,13 triliun dan laba bersih Rp76,48 miliar. Masing-masing pemasukan tersebut tumbuh 26,45% year on year (yoy) dan 38,61% yoy.
Peningkatan pendapatan diraih seiring dengan proyek infrastruktur yang bergairah. "Tetapi mulai kuartal II/2017 kami rasakan sangat sepi. Order pesanan sudah banyak menurun. Kami jadinya ikut-ikutan dengan konsumen yang cenderung wait and see," ujarnya usai rapat umum pemegang saham tahunan, Selasa (23/5/2017).
Ketika isu politik memanas, pengerjaan proyek-proyek infrastruktur turut mengalami hambatan. Karena pasar yang wait and see, perseroan juga hanya akan menambah kapasitas produksi sejumlah 1.000-2.000 ton.
Adapun alasan Jakarta menjadi barometer konsumsi domestik karena mayoritas kontraktor berasal dari Ibu Kota Negara. Walaupun proyek yang dikerjakan ada di kota lain, proses jual-beli masih berlangsung di Jakarta.
Bayu menyampaikan, kendati ada hambatan faktor politik, perseroan masih akan memacu penjualan di dalam negeri. Pasalnya pemasaran ke mancanegara belum menguntungkan akibat tingginya biaya pengapalan.
"Kita berat di ongkos kalau jual ke luar negeri. Jadi asal taruh nama saja di sana, padahal jual rugi," tuturnya.