Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities mengemukakan sejumlah emiten melakukan aksinya.
Octavianus Marbun, Analis Waterfront Securities, dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (14/2/2017) mengemukakan aksi emiteten tersebut adalah:
GIAA Berencana IPO kan Garuda Maintenance Facilities
PT Garuda Indonesia (Persero) (GIAA) berencana membawa anak usahanya PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aero Asia, melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Menurut perseroan, GMF memiliki kapasitas cukup baik dalam meningkatkan bisnisnya ke depan, saat ini GMF menjadi salah satu industri perawatan dan perbaikan terbesar di Asia Tenggara. Perseroan mengharapkan IPO GMF ini sampai 20%. Pelaksanaan IPO anak usaha tersebut dijadwalkan pada tahun ini atau maksimal tahun depan, karena pertumbuhan ekonomi dalam negeri sekarang lebih baik dibandingkan dua tahun sebelumnya.
JSMR Dapat Pinjaman Rp300 Miliar Dari BNII
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mendapatkan hutang sebesar Rp300 miliar dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) pada Januari 2017. Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan investasi musyarakah line dari bank itu sebesar Rp1,1 triliun. Fasilitas itu dapat digunakan untuk membiayai kegiatan investasi, tetapi tidak terbatas pada pelunasan kewajiban pembiayaan lainnya ataupun obligasi, dengan jangka waktu selama 3 tahun. Tingkat bagi hasil yang ditawarkan setara dengan 8,6% per tahun.
TINS Anggarkan Capex Rp2,7 Triliun
PT Timah Tbk (TINS) menyiapkan belanja modal senilai Rp2,7 triliun tahun ini. Dana ini akan dimanfaatkan untuk membiayai peningkatan kapasitas produksi dan perawatan mesin. Perseroan akan menggunakan sebagian belanja modal tersebut untuk menaikkan kapasitas produksinya menjadi 60 ribu ton timah tahun ini, dibandingkan dengan kapasitas terpasang tahun lalu yang mencapai 54 ribu ton. Terkait diversifikasi usaha, TINS berniat untuk memanfaatkan cadangan lahan seluas 176 ha di Bekasi untuk pengembangan properti.
PP Peralatan Akan Akuisisi Dan Ekspansi Sebelum IPO
PT PP Peralatan, anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana melakukan sejumlah aksi korporasi seperti akuisisi perusahaan dan ekspansi usaha di bidang peralatan sebelum melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada 2017. PP Peralatan sekarang sedang dalam proses akuisisi tiga perusahaan yang bergerak di bidang earth moving, erector and balance of plant serta foundation. Pendanaan untuk akuisisi akan disuntik dari induk usaha. Selain itu, PP Peralatan akan melakukan perluasan usaha untuk peralatan earth moving dan readymix untuk memenuhi permintaan pekerjaan jalan tol. Pendanaan untuk ekspansi peralatan guna pekerjaan proyek jalan tol dari dana internal PP Peralatan dan pinjaman. Kebutuhan dana untuk rencana akuisisi dan ekspansi itu sekitar Rp1,8 triliun.
Grup Mayapada Berencana Akuisisi 90% Saham BNLI
Pemilik Bank Mayapada Internasional berniat untuk menguasai saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) seiring upaya untuk mengambil posisi dalam jajaran bank terbesar di Indonesia. Mayapada Group berencana untuk membeli 90% saham BNLI yang dimiliki oleh Standard Chartered Plc. dan PT Astra International Tbk (ASII). Selanjutnya akan digabung dengan PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) untuk menciptakan bank non
-pemerintah terbesar dalam hal aset di Indonesia setelah PT Bank Central Asia (BBCA). Mayapada Group telah membeli saham BNLI dari pasar sejak November. Saham BNLI dimiliki oleh Standard Chartered dan ASII yang masing-masing memiliki porsi sebesar 45%.
Penjualan SMBR Pada Januari Tumbuh 23%
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) membukukan penjualan semen 128.416 ton pada Januari 2017 atau meningkat 23% dibandingkan dengan realisasi pada Januari 2016. Penjualan di Sumatera Selatan tumbuh 21% menjadi 82.625 ton, Lampung tumbuh 21% menjadi 39.898 ton, Jambi tumbuh 256% menjadi 3.209 ton dan Bengkulu tumbuh 17% menjadi 2.685 ton. Di saat yang sama, permintaan semen secara nasional di Januari turun 2,3%, total Sumatera turun 6,3%. Sumatera Selatan dan Lampung hanya tumbuh 2,6% dan 5,3%