Bisnis.com, PADANG— Transaksi rerata investor saham asal Sumatra Barat melalui anggota bursa yang beroperasi di daerah itu ditargetkan naik 100% tahun ini atau mencapai rerata Rp376 miliar per bulan.
Reza Shadat Sahmeini, Kepala PT Bursa Efek Indonesia cabang Padang mengatakan target kenaikan 100% tahun ini realistis, mengingat tahun lalu pertumbuhan mencapai 112%.
“Tahun lalu rerata transaksi bulanan sekitar Rp188 miliar. Target kami tahun ini bisa meningkat sekitar 100%,” ujarnya, Senin (23/1/2017).
Selain target peningkatan transaksi hingga 100%, BEI juga mematok jumlah investor saham daerah itu bisa menembus 10.000 investor dari tahun lalu yang mencapai 7.567 investor.
Menurutnya, peningkatan jumlah investasi dan investor tahun ini berpeluang tumbuh pesat, mengingat sejumlah kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah, termasuk optimisme pertumbuhan tahun ini yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Adapun, sepanjang tahun lalu dari sembilan anggota bursa yang beroperasi di daerah itu, nilai transaksi bulanan berkisar Rp188 miliar dengan peningkatan 112,84% sepanjang periode Januari-November 2016.
Kenaikan rerata transaksi itu juga sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor tahun lalu sebesar 28,34% dari 5.896 investor menjadi 7.567 investor per November.
“Potensinya masih sangat besar, setidaknya tahun ini jumlah investor bisa menembus 10.000 investor,” kata Reza.
Sepanjang tahun lalu, dia merinci kenaikan transaksi secara drastis terjadi pada bulan Juni sebesar 158,65%.
Enam bulan sebelumnya kenaikan bervariasi, dimulai dengan pertumbuhan negatif pada Januari yakni minus 26,64%, lalu naik sebesar 12%, dan puncaknya naik tertinggi di bulan November sebesar 238,24%.
Sementara itu, transaksi investor saham dengan KTP Sumbar hingga November sudah menyentuh Rp10,80 triliun dengan volume transaksi sebanyak 19,47 miliar lembar saham.
Dia meyakini nilai transaksi itu akan kian meningkat di tahun ini, mengingat promosi dan edukasi yang dilakukan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas yang menyasar perguruan tinggi dan masyarakat umum.
Untuk perguruan tinggi, BEI sudah membuka galeri investasi di Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Putra Indonesia YPTK, Universitas Dharma Andalas, Politeknik Negeri Padang, dan IAIN Imam Bonjol Padang.
Juga dibuka galeri serupa di IAIN Bukittinggi, IAIN Batusangkar, dan perguruan tinggi lainnya di Sumatra Barat.
Meski termasuk salah satu daerah dengan potensi investor saham yang tinggi, sampai saat ini belum satupun perusahaan asal Sumbar yang menghimpun dana di pasar modal melalui aksi penawaran saham perdana.
“Harapan kami, tahun ini ada yang IPO [initial public offering]. Beberapa perusahaan bahkan sudah menyatakan minat untuk melantai di bursa. Semoga saja,” ujarnya.