Bisnis.com, JAKARTA – PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) menargetkan produksi 3 juta ton per tahun setelah perusahaan mengantongi perjanjian jasa pertambangan dengan PT Asmin Koalindo Tuhup dengan perkiraan nilai kontrak sebesar US$57 juta.
Presiden Direktur DEWA Wachjudi A. Martono mengatakan berdasarkan perjanjian jasa manajemen teknis antara kedua perusahaan yang diteken pada 26 Oktober 2016, perseroan telah ditunjuk untuk melaksanakan jasa manajemen perencanaan teknis dan pengawasan terhadap kegiatan operasional tambang di wilayah Puruk Cahu, Kalimantan Tengah.
Melalui keterbukaan informasi pada Rabu (18/1/2017), dia mengungkapkan bahwa perseroan juga diberikan sejumlah kewenangan untuk melaksanakan manajemen perencanaan teknis dan pengawasan tersebut, antara lain penambangan umum, pengolahan, pengangkutan produk dan manajemen produksi tambang.
“Rencananya akan berproduksi sekitar 3 juta ton batu bara per tahunnya yang menghasilkan high cooking coal,” katanya saat dihubungi terpisah pada hari yang sama.
Hanya saja, pelaksanaan perjanjian tersebut belum berlaku efektif karena masih membutuhkan persetujuan atas perjanjian pengelolaan dana yang hingga kini masih dalam proses pembahasan kedua belah pihak.
Dari keterangan DEWA, proyek ini diperkirakan memiliki kontrak sebesar US$57 juta dan diharapkan bisa menambah pendapatan perseroan sebesar US$11,3 juta per tahun dari tahun ini hingga 2021.
PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) merupakan anak usaha dari PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (BLEM), pemilik konsesi di lahan seluas 21.630 hektare berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Tambang Tuhup dibagi menjadi dua blok utama yang disebut Kohong dan Telakon.
Adapun, pada tahun ini DEWA menargetkan produksi batu bara sebesar 29,1 juta ton per tahun atau meningkat 92,8% dari proyeksi tahun lalu yang hanya 15,1 juta. Sementara, lapisan tanah penutup atau overburden pada tahun ini diproyeksikan mencapai 222 juta bank cubic meter (Bcm) atau melonjak 153% dari estimasi tahun lalu yang hanya 87,9 juta Bcm.
Peningkatan produksi batu bara perseroan, salah satunya disebabkan dengan asumsi mulai berproduksinya Proyek Mulia pada kuartal I tahun ini dan pengembangan proyek Satui yang diperkirakan akan menghasilkan masing-masing 2,5 juta ton dan 8,34 juta ton. Kedua proyek ini diharapkan bisa menyumbang perolehan pendapatan perseroan sebesar masing-masing US$18,8 juta dan US$139,4 juta pada tahun ini.
DEWA menargetkan bisa memperoleh pendapatan sebesar US$519 juta pada tahun ini atau melonjak 94,4% dari estimasi pendapatan tahun lalu yang diperkirakan mencapai US$267 juta.
Dengan demikian, diharapkan bisa mendorong laba kotor perusahaan menjadi US$54 juta pada 2017 atau naik 240,6% dari estimasi 2016 yang diperkirakan hanya sebesar US$15,9 juta. Laba bersih perseroan diperkirakan hanya sebesar US$9,7 juta pada tahun ini. Namun, target ini meroket 4.750% dari proyeksi laba bersih tahun lalu yang hanya sebesar US$200.000.
Adapun, proyek Mulia yang berlokasi di Satui, Kalimantan Selatan diperkirakan memiliki total cadangan batu bara sebanyak 12,7 juta ton. Sementara, proyek pengembangan Satui diperkirakan memiliki total cadangan batu bara sebanyak 63 juta ton.
Pada awal tahun lalu, emiten pertambangan milik Grup Bakrie ini mengantongi kontrak batu bara dari PT Cakrawala Langit Sejahtera senilai US$1,8 miliar setara dengan Rp24,07 triliun (kurs Rp13.375 per dolar AS) untuk kontrak jasa penambangan di proyek batu bara Satui dan Mulia dengan PT Cakrawala Langit Sejahtera. Perjanjian kedua pihak diteken pada 25 Februari 2016.