Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Akhir Tahun Sideways, Bersiap Bullish 2017

Tampaknya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhir tahun ini bakal berakhir sideways demi persiapan tren bullish pada 2017.
Menurut dia, level support IHSG 5.002 wajib bertahan dengan kuat agar pola gerak IHSG masih dapat terus menunjukkan penguatan lanjutan. /Bisnis.com
Menurut dia, level support IHSG 5.002 wajib bertahan dengan kuat agar pola gerak IHSG masih dapat terus menunjukkan penguatan lanjutan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Tampaknya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhir tahun ini bakal berakhir sideways demi persiapan tren bullish pada 2017.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, megatakan IHSG masih dalam tren koreksi pada pekan terakhir di penghujung tahun ini. Jika IHSG berakhir di level 5.000, maka kekuatan bullish tahun depan semakin kuat.

"Kalau ada tarikan hari Selasa itu bagus, tapi khawatir masih ada tren turun. Akhir pekan, harapannya di atas 5.000, tapi alangkah baiknya di atas 5.200, sepertinya di atas 5.000 saja sudah bagus," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (26/12/2016).

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (23/12/2016), IHSG ditutup terkoreksi 0,3% sebesar 15,17 poin ke level 5.027,70. Pelemahan IHSG mengekor mayoritas bursa Asia Pasifik yang ditutup di zona merah.

Sepanjang pekan lalu, IHSG amblas 3,9% sebesar 203,95 poin dari 5.231,65. Koreksi pekan ini menjadi penurunan terdalam sejak awal 2016.

Bahkan, posisi IHSG harus terlempar dari jawara di antara bursa utama dunia. Dengan pertumbuhan 9,46% year-to-date, IHSG harus terperosok ke posisi empat dunia, jauh ditinggalkan oleh bursa Thailand.

Investor asing membukukan capaian aksi beli bersih senilai Rp457,63 miliar pada akhir pekan. Capaian itu membuat perolehan net buy sepanjang pekan ini menebal menjadi Rp709,91 miliar.

Kendati demikian, pelaku pasar dari luar negeri tercatat masih net sell sepanjang Desember dengan capaian Rp4,45 triliun. Sepanjang tahun berjalan, investor asing masih membukukan net buy Rp15,36 triliun setara US$1,19 miliar.

Menurut dia, dalam dua pekan terakhir IHSG dibiarkan melorot oleh para pemodal asing. Sejak Federal Reserve mengerek suku bunga acuan, investor asing terus melepas portofolio di lantai bursa meskipun bernilai mini.

Kendati tipis, IHSG terperosok lantaran tidak adanya pemodal besar dari investor lokal di lantai bursa. Sehingga, wajar saja bila IHSG terus tergerus. Dana Pensiun atau fund manager lokal tidak tampak aktif di bursa sebulan terakhir.

Pada pekan terakhir tahun ini, sambungna, pasar modal diperkirakan masih tertekan. Namun, jika Dapen dan fund manager lokal tiba-tiba melakukan window dressing, maka IHSG bakal tertolong.

Meski tinggal sepekan, Satrio memproyeksi masih ada aksi window dressing di bursa efek Indonesia. Terutama pada saham-saham emiten konstruksi pelat merah yang baru saja menggelar rights issue.

Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren bearish. Pekan lalu saja, IHSG menjebol batas support 5.090 dan berpotensi kembali terkoreksi hingga di bawah 4.900. Oktober silam, Satrio memproyeksi IHSG akhir tahun berada pada level 5.600-5.750.

Pelemahan IHSG yang terus terjadi sejak kemenangan Donald John Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat itu terbilang mengejutkan. Bahkan, Satrio terkejut lantaran IHSG menjebol level terbawah baru 5.100.

"Sebelum IHSG new low, prediksi tahun depan bisa 5.800-6.300, tapi dengan adanya new low, target tahun ini dan 2017 bergantung pada bottom baru di mana. Kalau 4.800 masih aman," kata dia.

Hari-hari terakhir pada tahun bershio Monyet Api ini, fund manager asing biasanya telah memasuki masa libur. Pasar modal Tanah Air diproyeksi hanya akan diramaikan oleh investor domestik.

Jika terjadi window dressing oleh investor domestik, maka diperkirakan saham-saham lapis kedua yang bakal diburu. Saham-saham sektor konstruksi dan tambang batu bara juga diperkirakan menjadi pilihan pelaku pasar di akhir tahun.

Pada kondisi sebaliknya, nilai tukar rupiah justru ditutup terapresiasi 0,13% sebesar 17 poin ke level Rp13.452 per dolar AS. Namun, rupiah melemah 0,43% sebesar 57 poin sepanjang pekan lalu dari Rp13,395 per dolar AS.

Akan tetapi, rupiah menjadi mata uang yang paling menguat di Asia sejak awal tahun sebesar 2,49%. Sebaliknya, renminbi China menjadi mata uang paling terdepresiasi di Asia dengan pelemahan 6,51% sepanjang tahun berjalan.

Dia menilai, kurs rupiah pada pekan terakhir tahun ini terbilang sulit untuk kembali menguat. Pembayaran utang jatuh tempo yang dilakukan oleh korporasi menjadi salah satu faktor sulitnya apresiasi rupiah di penghujung tahun ini.

"Rupiah masih berada di level Rp13.400 per dolar AS, masih di area target APBN. Sulit untuk menguat lagi, proyeksi Rp13.200-Rp13.600 per dolar AS hingga akhir tahun," kata dia.

Terpisah, analis PT Indosurya Asjaya Securities William Surya Wijaya, menuturkan IHSG setelah libur panjang Hari Raya Natal bakal bergerak pada level 5.002-5.254. Menjelang libur akhir tahun, IHSG masih betah dalam rentang konsolidasi wajar.

Menurut dia, level support IHSG 5.002 wajib bertahan dengan kuat agar pola gerak IHSG masih dapat terus menunjukkan penguatan lanjutan. Sebab, capital inflow yang mulai terus terjadi ditunjang oleh kondisi perekonomian yang stabil, akan menjadi penopang dari pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

"Target resistance saat ini berada pada level 5.254 yang perlu ditembus untuk memperkuat proses kenaikan IHSG jangka pendek," urainya.

Sebelum kemenangan Trump dan keputusan The Fed dalam menaikkan Fed Fund Rate, sejumlah perusahaan sekuritas memperkirakan IHSG akhir tahun ini landing pada level all time high.

William dua bulan silam memproyeksi IHSG bakal menembus level tertinggi sepanjang masa seiring adanya aksi window dressing. IHSG diprediksi bakal ditutup lebih tinggi dari 5.524 pada akhir 2016.

Analis PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan misalnya, pada akhir Oktober lalu memerkirakan IHSG akhir tahun ini akan menyentuh level 5.500-5.600, tertinggi sepanjang sejarah yang terjadi pada April 2015 di level 5.523.

Berkebalikan, analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, memprediksi IHSG akhir tahun ini tidak akan menembus level tertinggi sepanjang waktu. Target IHSG Recapital berada pada rentang 5.100-5.500 di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper