Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), akan menggelar rights issue senilai Rp26,9 triliun dengan efek dilusi saham publik mencapai 80%.
Untuk memenuhi keputusan pengadilan melakukan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), manajemen BUMI akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue. Penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) itu maksimum digelar Juni 2017.
Direktur Keuangan Bumi Resources Andrew Christopher Becham menuturkan harga eksekusi rights issue Rp926,16 per lembar, sesuai konversi utang. Perseroan akan menerbitkan 29,1 miliar lembar saham baru dalam rights issue tersebut.
Konversi total utang dan klaim vendor sebesar US$1,99 miliar menjadi saham. Nilai ekuitas aset bersih yang dihitung perseroan mencapai US$4,6 miliar, harga konversi ditetapkan Rp926,16 per lembar, dengan kurs Rp13.235 per dolar AS.
"Publik bisa menyerap saham baru, tapi bila tidak, mereka akan terdilusi sekitar 80%," katanya dalam paparan publik, Kamis (8/12/2016).
Saat ini, jumlah saham BUMI mencapai 36,6 miliar lembar. Setelah penerbitan saham baru, jumlah ekuitas bumi mencapai 65,7 miliar lembar.
Manajemen BUMI akan mengantongi dana dari rights issue senilai Rp26,9 triliun. Jika dihitung dari kapitalisasi pasar saham BUMI per Selasa (6/12/2016), mencapai Rp11,1 triliun, market capitalization saham BUMI secara teoretis mencapai Rp38 triliun.
"Nilai teoretis saham BUMI saat itu Rp580 per lembar. Jika publik ingin menyerap rights issue, dananya akan digunakan untuk membayar utang. Jika tidak, lender akan menyerap sisa saham seluruhnya sebagai konversi," kata dia.
Kreditur nantinya berpotensi menjadi pemegang saham terbesar BUMI. Kreditur juga akan menempatkan jajaran manajemen, yakni tiga direksi dan tiga komisaris baru.