Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia berakhir naik tajam pada penutupan perdagangan Rabu, (Kamis dini hari WIB), menyusul laporan penurunan jumlah persediaan secara tak terduga.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak November ditutup melejit 2,60% atau 1,31 poin ke US$51,60 per barel pada pukul 07.02 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,95% di posisi 50,77.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Desember melesat 1,92% atau 0,99 poin ke level US$52,67, setelah dibuka dengan kenaikan 0,87% atau 0,45 poin di level 52,13.
Seperti dilansir Reuters hari ini (Kamis, 20/10/2016), badan energi AS Energy Information Administration (EIA) kemarin menyatakan jumlah stok minyak jatuh 5,2 juta barel sepanjang pekan yang berakhir pada 14 Oktober.
Jumlah tersebut melonjak hampir dua kali lipat dari prediksi dengan kenaikan hanya sebesar 2,7 juta barel. Sementara itu, tingkat pemanfaatan kilang turun ke 85% dari hampir 94% pada awal September.
Menurut EIA, jumlah impor AS turun 912.000 barel per hari menjadi 6,47 juta barel per hari pekan lalu, jumlah terendah sejak November 2015.
“Ini adalah laju impor terendah dalam 16 bulan yang mengejutkan mengingat fakta bahwa produksi OPEC akhir-akhir ini telah mencapai rekor yang akan menuunjukkan ketersediaan,” ujar Jim Ritterbusch dari perusahaan konsultan minyak Ritterbusch & Associates.
Pagi ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terpantau melemah 0,21% atau 0,11 poin sen ke posisi US$51,49 per barel, sedangkan minyak Brent kontrak Desember turun tipis 0,06% atau 0,03 poin ke US$52,64 per barel.