Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Standard & Poor's menilai transaksi penjualan lahan senilai Rp3,4 triliun yang akan dibukukan PT Modernland Realty Tbk. kan berdampak positif pada kualitas kreditnya. Namun, itu tak cukup bagi lembaga pemeringkat untuk mengubah peringkat surat utangnya di B dengan prospek stabil.
Berdasarkan laporan S&P yang diterima Bisnis.com, Kamis (12/10/2016), transaksi penjualan lahan akan membantu pencapaian target pendapatan dan laba sebelum pajak dan biaya bunga (EBITDA). Modernland menyatakan sebelumnya transaksi jual beli bersyarat akan diteken Oktober 2016 menyusul penandatanganan pembentukan perusahaan patungan yang sudah diteken kemarin.
Tahun ini, perusahaan bersandi saham MDLN itu menargetkan prapenjualan sebanyak Rp4,2 triliun. Cuncun Wijaya, Corporate Secretary Modernland mengatakan hingga September 2016 pencapaian prapenjualan telah mencapai Rp962 miliar. Alhasil, tambahan prapenjualan sebanyak Rp3,4 triliun akan membuat kinerja prapenjualan MDLN melampaui target.
"Secara khusus, kami memperkirakan rasio EBITDA terhadap beban bunga akan tetap di atas 2 kali pada tahun ini kendati selama paruh pertama operasional mengalami pelemahan," tulis S&P.
Dengan kata lain, S&P memprediksi Modernland masih memilii kemampuan bayar yang baik karena laba yang diperoleh lebih dari dua kali lipat dari beban bunga yang harus dibayarkan.
