Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK 29 SEPTEMBER: Hari Kedua Putusan OPEC, WTI Naik Tapi Tak Reli

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak November naik hanya 0,13% atau 0,06 poin ke US$47,11 per barel pada pukul 09.27 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,32% ke posisi US$47,20.
Minyak tak lanjut reli./.huskyenergy.com
Minyak tak lanjut reli./.huskyenergy.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia terpantau mixed pada perdagangan pagi ini, Kamis (29/9/2016), setelah berakhir melonjak di atas 5% pada sesi perdagangan sebelumnya menyusul keputusan kesepakatan produksi dalam pertemuan OPEC kemarin.  

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak November naik hanya 0,13% atau 0,06 poin ke US$47,11 per barel pada pukul 09.27 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,32% ke posisi US$47,20.

Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berbalik melemah 0,14% atau 0,07 poin ke level US$48,62, setelah dibuka dengan penguatan 0,37% atau 0,18 poin di level 48,87.

Pada perdagangan Rabu (28/9/2016), harga minyak WTI dan Brent kompak ditutup melonjak di atas 5% setelah OPEC mencapai kesepakatan dalam hal pemangkasan produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun.

OPEC sepakat untuk membatasi produksi ke kisaran 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari (bph) di sela-sela konferensi energi di Aljazair kemarin.

Meskipun begitu, OPEC masih belum memutuskan target untuk masing-masing negara anggotanya hingga pertemuan selanjutnya pada akhir November.

“Keputusan tersebut benar-benar mengejutkan pasar dengan harga yang melonjak, namun saat ini terjadi jeda untuk perenungan. Kesepakatan itu harus dilanjutkan dengan kesepakatan lainnya, saya tidak tahu bagaimana seterusnya,” ujar Ben Le Brun, Analis pasar OptionsXpress.

Menurut pernyataan resmi OPEC, kelompok negara pengekspor minyak tersebut akan menyepakati tingkat produksi untuk masing-masing anggotanya pada 30 November di Vienna.

“Ada labih banyak komentar sinis dari para pedagang akan kurangnya detail [dari kesepakatan tersebut], termasuk pertanyaan atas negara mana yang akan mengurangi produksi,” ujar Michael McCarthy, Kepala Strategi Pasar CMC Markets, seperti dilansir Reuters hari ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper