Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan Indeks harga saham gabungan sejak paruh kedua tahun ini sebesar 8,15% dan 18,12% year-to-date, mendorong investor kian berselera dalam pembelian saham emiten yang baru melantai di pasar modal.
Rabu (28/9/2016), dua perusahaan menjadi pendatang baru di PT Bursa Efek Indonesia melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO). Dua emiten ke-13 dan 14 tersebut adalah PT Pramita Bangun Sarana Tbk. (PBSA) dan PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII).
Kedua saham itu langsung melesat saat awal perdagangan. Saham PBSA langsung menguat 12,5% pada pembukaan perdagangan ke level Rp1.350 per lembar dari harga IPO Rp1.200 per lembar.
Begitu pula dengan saham AGII yang menguat 8,1% ke level Rp1.190 per lembar dari harga IPO Rp1.100 per lembar. Saat penutupan perdagangan, saham PBSA dan AGII kompak ditutup menguat masing-masing 5% menjadi Rp1.260 per lembar dan 5,45% menjadi Rp1.160 per lembar. Peminat saham kedua emiten itu terbilang melimpah.
Wakil Direktur Utama Aneka Gas Industri Rachmat Harsono mengatakan perseroan melepas 766,6 juta lembar saham atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan mengalami oversubscribed 15 kali dari jumlah penjatahan dengan perolehan dana Rp843,32 miliar.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan minat investor hingga kami mengalami oversubscribed," katanya seusai IPO di BEI, Rabu (28/9/2016).
Dia mengklaim mayoritas investor saham AGII berasal dari luar negeri. AGII tercatat menjadi satu-satunya perusahaan gas industri di Asia Tenggara yang go publik dalam lima tahun terakhir.
Sejak paruh kedua tahun ini, minat investor untuk menyerap saham dari emiten anyar terbilang besar. Enam emiten yang melantai pada semester II/2016 ini mengalami oversubscribed.
Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, memprediksi aliran dana amnesti pajak ke pasar saham kemungkinan dimulai pada akhir tahun ini atau awal 2017. Perkiraan itu menggunakan asumsi proses administrasi mundur hingga Desember 2016 dengan pembayaran tebusan paling lambat September 2016.
"Aliran dana tersebut bisa masuk ke dalam berbagai instrumen di pasar modal. Bisa lewat transaksi crossing, IPO saham, obligasi, atau aksi korporasi lain," kata Samsul.
Beberapa perusahaan sekuritas saat ini menyimpan rencana IPO saham dalam pipeline-nya. Salah satunya, PT RHB OSK Sekuritas Indonesia yang memiliki empat emisi IPO saham di dalam pipeline dengan total target maksimal emisi IPO sebesar Rp3,7 triliun.