Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga batu bara membuat manajemen PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) optimistis kinerja membaik pada tahun ini.
Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk. Garibaldi Thohir, mengatakan harga batu bara tidak dapat diprediksi dan dikendalikan. Perseroan hanya mampu mengontrol efisiensi yang dilakukan secara internal.
"Kalau indeks harga batu bara bertahan di level US$65-US$70 per ton akan positif dampaknya terhadap performance Adaro tahun depan," katanya.
Dia memerkirakan, tren harga batu bara pada tahun depan akan membaik. Optimisme terjadi lantaran permintaan dari China dan India tidak berkurang, serta dari Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia, pada tahun depan diproyeksi mengalami sedikit kenaikan.
Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira, menambahkan perseroan tidak akan meningkatkan produksi batu bara meskipun harga mulai meningkat. Tahun ini, emiten bersandi saham ADRO itu membidik target produksi sebanyak 52 juta hingga 54 juta ton.
"Kami tidak akan tiba-tiba menaikkan produksi, kami menjaga pasokan," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (26/9/2016).
Hingga paruh pertama tahun ini, ADRO telah merealisasikan produksi 25,86 juta ton atau stagnan dari periode yang sama tahun lalu 25,88 juta ton. Hingga Juni 2016, harga batu bara ADRO telah meningkat 20% dari US$48 per ton menjadi US$60 per ton.