Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia terpantau melonjak pada perdagangan siang ini, Rabu (21/9/2016), didorong oleh laporan penurunan jumlah persediaan minyak mentah AS dan aksi mogok pekerja jasa minyak di Norwegia yang berpotensi mempengaruhi produksi.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak November melesat 2,16% atau 0,95 poin ke US$45 per barel pada pukul 14.48 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 1,02% di posisi US$44,50.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November menguat 1,70% atau 0,78 poin ke level US$46,66, setelah dibuka dengan kenaikan tajam 1,24% atau 0,57 poin di level 46,45.
Berdasarkan data American Petroleum Institute (API), seperti dikutip Reuters hari ini, jumlah persediaan minyak mentah AS turun 7,5 juta barel menjadi 507,2 juta barel. Data resmi yang dipublikasikan oleh badan energi AS Energy Information Administration (EIA) dijadwalkan akan dirilis hari ini.
Sementara itu, para pedagang juga saat ini sangat menantikan keputusan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang mungkin akan mempengaruhi suku bunga AS.
“Hari ini menjadi “Rabu yang besar” bagi para pedagang minyak, tidak hanya dengan adanya FOMC tetapi juga rilis angka persediaan minyak mentah oleh EIA. Jika mereka (EIA) menegaskan penurunan yang tidak terduga itu seperti halnya API dan kita tidak mendengar keputusan kenaikan suku bunga FOMC, pergerakan harga minyak mungkin mempunyai alasan untuk kembali bersemangat setelah beberapa pekan yang berat,” jelas perusahaan perdagangan Oanda di Singapura.
Di sisi lain, penguatan tajam minyak mentah Brent hari ini juga ditopang oleh kuatnya data impor dari Jepang. Menurut laporan Menteri Keuangan Jepang, impor minyak mentah naik 0,5% menjadi 3,38 juta barel per hari (bph) pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Harga minyak WTI kontrak November kemarin ditutup menguat 0,43% atau 0,19 poin ke US$44,05, sedangkan patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berakhir dengan pelemahan 0,15% atau 0,07 poin ke US$45,88 per barel.