Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Kelebihan Suplai Masih Cemaskan Pasar, WTI Melemah Lagi

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Oktober melemah 0,44% atau 0,19 poin ke US$43,11 per barel pada pukul 13.20 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,39% di posisi US$43,13.
Ilustrasi./.Bloomberg
Ilustrasi./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA– Harga minyak mentah dunia terpantau melemah pada perdagangan siang ini, Selasa (20/9/2016), akibat spekulasi bertahannya kelebihan persediaan di tengah kenaikan suplai dari Nigeria ke Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Oktober melemah 0,44% atau 0,19 poin ke US$43,11 per barel pada pukul 13.20 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,39% di posisi US$43,13.

Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November melemah 0,30% atau 0,14 poin ke level US$45,81, setelah dibuka turun tipis 0,09% atau 0,04 poin di level 45,91.

Menurut Menteri Negara untuk Petroleum Emmanuel Kachikwu, seperti dikutip Bloomberg hari ini, produksi Nigeria mencapai 1,75 juta barel per hari dan akan terus naik setelah upaya pemerintah serta gencatan senjata dengan para militan di negara tersebut memungkinkan kembalinya produksi minyak.

Di sisi lain, berdasarkan data Bloomberg menjelang rilis data pemerintah AS, stok minyak mentah AS diperkirakan naik 2,13 juta barel pekan lalu.

Pergerakan minyak telah berfluktuasi akhir-akhir ini seiring spekulasi bahwa pertemuan negara-negara OPEC dan Rusia akan menyepakati upaya menstabilkan pasar pada pertemuan di Aljazair pekan depan.

“Suplai masih jadi permasalahan. Data persediaan AS akan penting, namun pasar menanti apa yang akan terjadi pada pertemuan pekan depan. Pembekuan [produksi] akan membuat harga stabil untuk sementara, namun pasar benar-benar perlu melihat adanya pemangkasan produksi,” ujar David Lennox, Analis sumber daya di Fat Prophets, Sydney.

Harga minyak WTI kontrak Oktober kemarin ditutup menguat 0,63% atau 0,27 poin ke US$43,30, sedangkan patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berakhir dengan kenaikan 0,39% atau 0,18 poin ke US$45,95 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper