Bisnis.com, JAKARTA - Hingga semester I/2016, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Telah menjual bijih nikel domestik hingga 644.125 wet metric ton.
Berdasarkan keterangan resmi perseroan yang dipublikasikan, Senin (29/8/2016), perseroan mengumumkan bahwa seiring dengan perkembangan industri smelter nasional serta adanya permintaan bijih nikel dalam negeri, perusahaan telah melakukan penjualan bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan bahan baku smelter pengolahan nikel pihak ketiga domestik.
Adapun, pada 2015, Antam telah menjual bijih nikel sebanyak 46.751 wet metric ton (wmt), sedangkan sampai dengan semester I/2016, penjualan bijih nikel domestik Antam mencapai 644.125 wmt. Penjualan bijih nikel di dalam negeri bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan.
Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan, sejalan dengan pertumbuhan industri smelter nikel dalam negeri serta munculnya pasar bijih nikel domestik, Antam memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan penjualan bijih nikel domestik. Selain untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, penjualan bijih nikel domestik ditujukan untuk mengoptimalkan potensi bijih nikel Antam serta mendukung program hilirisasi mineral dalam negeri.
Perseroan tercatat memiliki jumlah cadangan dan sumber daya nikel sejumlah 988,30 juta wmt yang terdiri dari 580,20 juta wmt bijih nikel kadar tinggi dan 408,10 juta wmt bijih nikel kadar rendah berdasarkan Competent Person Report per 31 Desember 2015.
Jumlah keseluruhan cadangan dan sumber daya nikel yang dimiliki dapat menunjang rencana pengembangan bisnis dan operasi jangka panjang perusahaan. Selain itu, perseroan juga mampu untuk menyuplai seluruh smelter yang ada di dalam negeri.
“Untuk memanfaatkan cadangan dan sumber daya nikel yang dimiliki, selain melakukan penjualan bijih domestik, saat ini Antam sedang melaksanakan pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara yang direncanakan selesai pada tahun 2018,” katanya dalam keterangan resmi.