Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup menguat 4 poin di level Rp13.222 pada perdagangan Selasa (23/8/2016).
Rupiah berakhir terapresiasi tipis 0,03% atau 4 poin ke posisi Rp13.222 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah juga dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,11% atau 14 poin di Rp13.212 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp13.199 – Rp13.235 per dolar AS. Penguatan rupiah ini bertolakbelakang dengan US Dollar Index yang terpantau melemah 0,13 poin ke level 94,39 pada pukul 16.18 WIB.
Sementara itu, penguatan rupiah juga sejalan dengan penguatan mata uang negara Asia lainnya. Hampir seluruh mata uang Asia menguat. Terlihat dolar Singapura menguat 0,001, dolar Taiwan menguat 0,07%, peso Filipina menguat 0,10%, rupee India menguat 0,09% dan baht Thailand menguat 0,06%. Kemudian, won Korea Selatan juga menguat 10,87% dan yen Jepang menguat 0,16%.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan pergerakan rupiah memang bervariasi dan cenderung menguat tipis. “Investor masih ragu-ragu, soal the Fed yang akan menaikan suku bunga,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (23/8/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan pernyataan pejabat tinggi the Fed mengenai perekonomian AS yang terus membaik ternyata tidak terlalu solid untuk mempertahankan kembalinya penguatan indeks dolar.
Pasca kebijakan moneter, saat ini fokus tertuju pada kebijakan fiskal. Pencapaian tax amnesty serta rencana penghematan APBN menjadi yang utama selain usaha-usaha pemerintah lain untuk mendulang pendapatan pajak: seperti rencana kenaikan cukai rokok atau jumlah wajib pajak.