Bisnis.com, JAKARTA— Ruang penurunan imbal hasil surat utang negara (SUN) berpeluang terbuka pada perdagangan Jumat (29/7/2016) seiring rencana sejumlah negara yang siap melakukan pelonggaran moneternya.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan pasca pengumuman the Fed kemarin, fokus investor langsung beralih ke pertemuan Bnak of Japan (BoJ) siang ini yang diperkirakan menambah stimulusnya. Pertambahan stimulus oleh BoJ berpeluang mempertajam derajat penurunan imbal hasil global.
Pelonggaran moneter oleh BoE serta bank sentral Eropa/ECB juga masih ditunggu bulan depan sehingga ada tambahan alasan untuk imbal hasil global yang lebih rendah. Hingga dini hari tadi mayoritas imbal hasil obligasi di pasar global terlihat turun disertai oleh pelemahan dolar AS.
Dari domestik, ruang penurunan imbal hasil mulai kembali terbuka. Dengan kondisi global yang semakin dibanjiri oleh likuiditas, peluang pemangkasan suku bunga acuan BI juga membesar. Imbal hasil SUN yang terus turun akan memaksa BI untuk melonggarkan kebijakan moneter demi memperlancar transmisi ke sektor riil. Perekonomian yang mulai membaik juga menambah optimisme.
Selisih imbal hasil tenor panjang dan pendek yang mulai naik menandakan dimulainya episode normalisasi kurva imbal hasil yang biasanya diikuti oleh percepatan pertumbuhan kredit beberapa bulan setelahnya.
“Realisasi tax amnesty sejauh ini menunjukkan perkembangan yang baik walaupun di masa depan pelebaran defisit APBN tetap menjadi ancaman utama pasar SUN,” katanya dalam riset, Jumat (29/7/2016).