Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten penyedia kapal penunjang lepas pantai (offshore support vessel) membukukan kontrak sebanyak US$137 juta per Juni 2016. Ke depan perseroan akan gencar mencari kontrak-kontrak baru di mancanegara.
Investor Relation Wintermar, Pek Swan Layanto, mengatakan prospek industri OSV tahun depan masih cukup menantang. Dia memperkirakan tarif sewa akan tetap tertekan kendati harga minyak diprediksi mengalami pemulihan pada 2017.
"Industri OSV masih terkena dampak buruk pemotongan belanja modal oleh produsen dan pengeksplorasi minyak," jelasnya dalam publikasi yang diterbitkan Kamis, (28/7/2016).
Sebagaimana diketahui, perusahaan migas melakukan efisiensi menyusul tren penurunan harga minyak dunia. Kegiatan eksplorasi yang membutuhkan kapal-kapal offshore pun berkurang sehingga mengurangi pendapatan perusahaan jasa sewa kapal offshore seperti Wintermar.
Pek Swan menjelaskan, harga minyak yang mulai stabil sebetulnya mendorong perusahaan migas untuk memberikan kontrak lebih dari dua tahun seiring tren tarif sewa yang rendah.
Namun, permintaan atas kapal-kapal offshore tetap rendah sehingga persaingan di industri ian ketat. Alhasil, tarif sewa tidak akan terkerek naik.
Oleh karena itu, Wintermar akan fokus pada efisiensi. "Terdapat beberapa ikhtiar pada awal 2016 untuk menurunkan gaji awak kapal dan karyawan darat," ujarnya.
Per Juni 2016, beban langsung perseroan turun 14%, lebih tinggi dari penurunan pendapatan sebesar 10%. Alhasil, laba kotor perusahaan bersandi saham WINS itu tumbuh 19 menjadi US$10,5 juta.