Bisnis.com, JAKARTA— Imbal hasil surat utang negara (SUN) berpotensi naik pada perdagangan Senin (25/7/2016) menjelang pertemuan federal open market committee (FOMC) pada pekan ini.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan imbal hasil SUN naik pasca ditahannya BI rate pada RDG BI Juli 2016. Terlihat investor yang mengoreksi ekspektasi pemangkasan yang sudah terlanjut terbentuk.
Menurutnya, survei BI pada awal Juli 2016 yang menunjukkan inflasi mencapai 1,18% MoM atau 3,7% YoY juga menambah alasan untuk imbal hasil SUN naik.
“Minggu ini, menjelang rilis hasil FOMC meeting pada Kamis dini hari, indeks dolar AS biasanya naik bersamaan dengan imbal hasil US Treasury sehingga bisa memicu kenaikan imbal hasil global begitu juga SUN,”kata Rangga dalam riset yang diterima, Senin (25/7/2016).
Namun demikian, data Bloomberg menunjukkan peluang kenaikan FFR target di Juli 2016 yang rendah, di bawah 10%, sehingga spekulasi kenaikan akan otomatis terpangkas di akhir pekan dengan catatan tidak ada pernyataan Yellen yang sangat hawkish di Kamis dini hari.
Adapun, fokus akan langsung beralih ke rilis inflasi Juli 2016 di Senin mendatang. Diprediksi akan lebih rendah dari survei BI tetapi dibandingkan dengan Juni 2016, inflasi berpeluang naik (ekspektasi inflasi akhir 2016 kami masih tetap di 3,8% YoY). Realisasi pendapatan dari tax amnesty masih menjadi latar belakang utama karena menjadi penentu pasokan SUN ke depan.