Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG 22 JULI: Optimisme Stimulus Berkurang, Nikkei dan Topix Melemah Di Awal Dagang

Pergerakan bursa saham Jepang melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (22/7/2016), seiring penguatan terbesar yen dalam kurang lebih sebulan akibat berkurangnya optimisme penerapan stimulus helicopter money.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Jepang melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (22/7/2016), seiring penguatan terbesar yen dalam kurang lebih sebulan akibat berkurangnya optimisme penerapan stimulus helicopter money.

Indeks Topix pagi ini dibuka turun signifikan 1,29% atau 17,29 poin ke level 1.322,10 dan bergerak melemah 0,92% atau 12,34 poin ke 1.327,05 pada pukul 08.19 WIB.

Pada saat yang sama, indeks Nikkei 225 turun 0,92% atau 155,04 poin ke level 16.655,18 setelah dibuka merosot 1,17% atau 197,32 poin di level 16.612,90.

Seperti dilansir Bloomberg hari ini, nilai tukar yen kemarin rebound setelah BBC Radio 4 menayangkan rekaman interview dengan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda. Kuroda memberikan pernyataan bahwa pada saat ini tidak ada kepentingan dan kemungkinan untuk helicopter money.

“Gambaran akan kebijakan moneter terkikis. Yen menguat, bursa saham AS telah melemah, dan eksportir cenderung mengambil jeda,” ujar Juichi Wako, ahli strategi senior Nomura Holdings Inc. di Tokyo.

Sebanyak 39 saham menguat, 181 saham melemah, dan 5 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Fast Retailing Co. Ltd. drop 2,16%, diikuti oleh FANUC Corp. yang melemah 1,95%, Dentsu Inc. yang jatuh 3,28%, dan Honda Motor Co. Ltd. yang anjlok 2,38%.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau menguat 0,13% atau 0,14 poin ke posisi 105,68 per dolar AS pada pukul 08.40 WIB.

 

Pergerakan Indeks Nikkei 225: 

Tanggal

Level

Perubahan

22/7/2016

(Pk. 08.18 WIB)

16.655,18

-0,92%

21/7/2016

16.810,22

+0,77%

20/7/2016

16.681,89

-0,25%

19/7/2016

16.723,31

+1,37%

18/7/2016

-

-

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper