Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi menguat tipis pada perdagangan Kamis (21/7/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta menilai aliran dana asing masih kuat baik ke SUN maupun IHSG, akan tetapi pelemahan dolar AS di Asia sudah semakin jenuh.
Efek awal pelonggaran baik dari ECB dan BoJ diperkirakan bisa mendongkrak performa dolar AS sehingga kurs global otomatis melemah.
Tetapi dalam jangka yang lebih panjang, aliran dana asing yang berpindah ke negara yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi biasanya akan picu pelemahan dolar AS apalagi jika FOMC meeting belum akan menaikkan FFR target minggu depan.
Pada hari ini, fokus pasar akan tertuju juga pada RDG BI yang berpeluang memangkas BI rate 25bps.
"Rupiah bisa menguat tipis hari ini," paparnya dalam riset.
Sementara itu, indeks dolar AS terus menguat di tengah S&P 500 yang terus mencetak rekor tertinggi baru.
Tetapi penguatan dolar AS lebih dipicu oleh pelemahan yen yang tidak hanya drastis tetapi juga konsisten.
Hari ini fokus akan sepenuhnya tertuju pada pertemuan ECB malam nanti.
Respon ECB terhadap brexit diperkirakan cenderung akomodatif sehingga membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan ataupun penambahan target kebijakan pembelian aset.