Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TIPS INVESTASI ALTERNATIF: Ini Tips Pilihan Selain Dolar AS

Kenaikan harga emas terakhir ini mengindikasikan emas masih membuktikan ketanggulannya sebagai investasi alternatif di tengah kondisi stok pasar turun, dan melemahnya dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Saat dolar AS  dan pasar modal melemah serta suku bunga deposito dan tabungan kurang menjanjikan, investasi alternatif menjadi pilihan. Namun, tidak banyak pihak yang tahu, mana pilihan investasi yang baik. Ini tips yang bisa dijadikan pegangan.

Manajer Pemasaran UB PP Logam Mulia, Agung Kusumawardhana menyatakan, kenaikan harga emas terakhir ini mengindikasikan emas masih membuktikan ketanggulannya sebagai investasi alternatif di tengah kondisi stok pasar turun, dan melemahnya dolar AS.

"Namun sayangnya pembeli lokal masih tertarik membeli emas karena persepsi masih mahal dan menunggu peluang harga emas sedikit menurun," kata Agung Kusumawardhana dalam surat elektronika yang diterima Antara di Denpasar, Kamis (7/7/2016).

Ia mengakui. pihaknya memprediksi harga emas pada awal tahun 2016 pada level harga rata-rata yang tidak terlalu optimis di kisaran 1.18 dolar AS/toz, seiring dengan trend harga di 2015.

Beberapa asumsi yang menentukan harga rata-rata emas pada semester I-2016 sesuai skenario dasar adalah tekanan terhadap dolar yang memprediksikan kondisi perekonomian akan stabil. Kondisi demand China akan membaik akibat tumbuhnya GDP China secara perlahan.

Disamping itu ada "interest Rate Bank UK" akan naik, sehingga "demand di UK" akan turun (konsumsi total UK di tahun 2014 terletak di posisi 18 dari 20 negara terbesar atau 1.1 Persen dari total konsumsi dunia).

Ia menyebutkan, prediksi ini membawa penentuan target penjualan PT. ANTAM (Persero) Tbk menjadi kurang lebih sama dengan tahun 2015, walaupun tahun 2015 adalah kinerja outstanding untuk PT. ANTAM (Persero) Tbk dikarenakan adanya demand yang tinggi dari India.

Beberapa minggu lalu tepatnya tanggal 16 Juni 2016, kata dia menambahkan, harga emas mengalami koreksi turun ke level 1282.30 dolar sejak adanya Referendum bahwa UK akan keluar dari Uni Eropa (Brexit) , namun kondisi pound menguat dua persen terhadap Dolar AS.

Hal yang sama terjadi dengan U.S Stok yang menguat 200 poin terhadap isu fundamental tersebut. Perkembangan isu Brexit tersebut selalu membawa pelaku pasar di dalam negeri untuk "hold position" dan hal ini berimbas pada rendahnya penjualan beberapa pekan di bulan Juni 2016.

Agung Kusumawardhana mengatakan, hal yang mengejutkan terjadi pada hari Jumat pagi (1/7) dimana kenaikan harga terjadi sangat signifikan dan membuktikan bahwa kekhawatiran investor di pasar masih mengandalkan emas sebagai "safe heaven against inflation".

Dari kacamata kami, katanya lagi, trend harga emas yang menanjak, di satu sisi menguntungkan bagi para "genuine buyer" lokal yang mempertanyakan kapan harga emas signifikan naik dan menjadi instrumen investasi yang layak untuk dibeli.

Namun dari sisi lainnya kenaikan harga emas ini di pasaran lokal tidak didukung dan kondisi perekonomian yang memburuk secara global. Oleh sebab itu kondisi pasar lebih memilih untuk melakukan ekspor emas sehingga menyisakan persediaan yang terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper