Bisnis.com, JAKARTA -- Prospek dari tax amnesty dinilai dapat memberikan intensitas untuk stimulus fiskal dan moneter.
CIMB Securities menyatakan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit) dikhawatirkan dapat memicu risiko keseimbangan mata uang dan keluarnya dana asing (capital outflow) yang meningkat. Meskipun begitu, efek kepada Indonesia tidak terlalu besar karena kecilnya perdagangan antara Inggris dan Indonesia, yakni kurang dari 3%.
Di sisi lain, Undang-undang Pengampunan Pajak disahkan pada 28 Juni 2016 setelah ditunda beberapa kali. Menurut CIMB Securities, isi dari kebijkakan tax amnesty cukup memuaskan, harus ada transparansi yang jelas sampai kepada sanksi yang didapat bila terjadi penyelewengan. Respon dari kebijakan ini langsung mempengaruhi rupiah dan IHSG. Seakan tak mempedulikan Brexit.
"Prospek dari tax amnesty ini seharusnya juga dapat memberikan intensitas untuk stimulus fiskal dan moneter (12 paket kebijakan ekonomi). Fokus harus tetap pada infrastruktur dan hal yang bersifat kerakyatan seperti KUR dan dana desa," tulis CIMB Securities dalam riset pada Jumat (1/7/2016).
Menurutnya, dengan BI tetap mengingatkan risiko Brexit (secara global), pemotongan suku bunga pada beberapa bulan mendatang seharusnya dapat mempercepat kembali pertumbuhan jika rupiah tetap stabil. Pola konsumsi juga akan terangkat khususnya bagi segmen menengah dan atas mengikuti perkembangan tax amnesty. Risiko ada pada eksekusi tax amnesty yang tidak sesuai ekspektasi.