Bisnis.com, JAKARTA– Bursa saham Jepang ditutup dengan kenaikan mingguan terbesar sejak April menyusul isyarat bank sentral negara-negara di Eropa untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Indeks Topix ditutup menguat 0,7% menjadi 1.254,44 dan telah menguat 4,2% pekan ini, terbesar sejak 15 April. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,7% ke level 15.682,48.
Sementara itu, nilai tukar mata uang yen Jepang terpantau menguat 0,47% atau 0,48 poin ke posisi 102,72 yen per dolar AS pada pukul 14.06 WIB
Bank Sentral Eropa sedang mempertimbangkan pelonggaran aturan untuk pembelian obligasi dalam program stimulus untuk memastikan ada cukup surat utang yang tersedia setelah Brexit.
Gubernur Bank of England Mark Carney juga mengatakan otoritas dapat menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan untuk melindungi ekonomi dari efek Brexit.
"Sentimen pelonggaran cenderung menyebar ke seluruh dunia, dan harga saham menguat," kata Juichi Wako, analis senior Nomura Securities Co, kepada Bloomberg, Jumat (1/7/2016).
"Hal ini bukanlah bahwa krisis telah berubah menjadi berkah, tapi urgensi pemerintah yang tinggi akan memungkinkan respon kebijakan yang menguntungkan," lanjutnya.
Data pada Jumat menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Perdana Menteri Shinzo Abe dan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda karena mereka berusaha untuk menarik Jepang keluar deflasi dan mencapai tujuan inflasi sebesar 2%.
Indeks harga konsumen inti Jepang turun 0,4% dari tahun sebelumnya, dan turun 0,3% bulan lalu. Pengeluaran rumah tangga turun 1,1% dari tahun lalu.
