Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang bergerak positif pada awal perdagangan hari ini, Jumat (1/7/2016), setelah bank sentral di Eropa mengisyaratkan kebijakan moneter yang lebih longgar. Hal ini mengurangi ketidakpastian atas dampak dari keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit).
Indeks Topix naik 0,59% atau 7,31 poin ke level 1.253,13, setelah dibuka menguat 0,73% atau 9,05 poin di posisi 1.254,87.
Pada saat yang sama, indeks Nikkei 225 juga menguat 0,72% atau 112,44 poin ke level 15.668,36 setelah dibuka dengan penguatan 0,78% atau 122,10 poin di level 15.698,02.
Sementara itu, nilai tukar mata uang yen Jepang terpantau menguat 0,29% atau 0,30 poin ke posisi 102,90 yen per dolar AS pada pukul 08.15 WIB setelah dibuka dengan pergerakan stagnan di posisi 103,20.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertimbangkan melonggarkan aturan untuk pembelian obligasi dalam program stimulusnya demi memastikan kredit yang cukup untuk dibeli setekah keputusan Brexit.
Gubernur Bank of England Mark Carney juga menyatakan BOE mungkin perlu melonggarkan kebijakannya dalam beberapa bulan ke depan untuk mengatasi dampak tersebut.
"Mood untuk lebih banyak pelonggaran cenderung menyebar ke seluruh dunia, dan harga saham naik," kata Juichi Wako, strategi senior Nomura Securities Co. "Bukan berarti bahwa krisis itu telah berganti menjadi anugerah, namun rasa tinggi urgensi di antara pihak otoritas akan memungkinkan berlajutnya respon kebijakan yang baik untuk pasar."
Sebanyak 152 saham menguat, 62 saham melemah, dan 11 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.
Saham Terumo Corp. melesat 2,88%, disusul oleh Tokyo Electron Ltd. yang menanjak 2,20%, Fast Retailing Co. Ltd. yang naik 0,59%, dan FANUC Corp. yang menguat 0,64%.
Pergerakan Indeks Nikkei 225:
Tanggal | Level | Perubahan |
1 Juli 2016 (Pk. 08.00 WIB) | 15.688,36 | +0,72% |
30/6/2016 | 15.575,92 | +0,06% |
29/6/2016 | 15.566,83 | +1,59% |
28/6/2016 | 15.323,14 | +0,09% |
27/6/2016 | 15.309,21 | +2,39% |
Sumber: Bloomberg