Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kupon Sukuk Ijarah Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) Dipatok 10%-10,75%

Emiten industri barang konsumsi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) mematok kupon Sukuk ijarah Rp1,5 triliun pada kisaran 10%-10,75%, setara dengan Rp150 miliar hingga Rp161,25 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten industri barang konsumsi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) mematok kupon sukuk ijarah Rp1,5 triliun pada kisaran 10%-10,75%, setara dengan Rp150 miliar hingga Rp161,25 miliar.

Indra Sakti, Associate Director Head of Debt Capital Market PT Maybank Kim Eng Securities, mengatakan emisi Sukuk Ijarah Tiga Pilar Sejahtera Food II dengan tenor 5 tahun itu ditawarkan dengan kisaran kupon 210-330 basis poin di atas surat utang negara (SUN).

"Rentang suku bunga yang ditawarkan 10%-10,75%, lebih tinggi di atas SUN dengan tenor sama," ujarnya saat paparan publik, Kamis (16/6/2016).

Maybank Kim Eng menjadi penjamin pelaksana emisi bersama dengan PT Mandiri Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Indo Premier Securities. Bertindak selaku wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk.

Boumediene H. Sihombing, Head of Capital Market PT Danareksa Sekuritas, mengatakan kupon bunga Sukuk AISA dengan peringkat single A bertenor 5 tahun dinilai telah mencerminkan yield yang ada di pasar obligasi corporate bonds.

"Kupon lebih tinggi dari SUN karena SUN setara dengan triple A sehingga Sukuk Aisa menjadi premium," tuturnya.

Danareksa memiliki estimasi penerbitan Sukuk AISA belum ada penerbit yang bergerak di sektor barang konsumsi. Peringkat AISA terbilang membaik dari A- menjadi A, dengan kinerja yang diproyeksi membaik seiring rampungnya divestasi PT Golden Plantation Tbk. (GOLL).

Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food Sjambiri Lioe menuturkan dana hasil emisi Sukuk ijarah akan digunakan sebesar 90% untuk refinancing. Perseroan bakal mengalokasikan dana Rp1,2 triliun untuk pembayaran utang dan Rp300 miliar untuk ekspansi perluasan pabrik beras di Sulawesi.

Alasan manajemen Tiga Pilar memilih instrumen sukuk sebagai sumber pendanaan lantaran bunga yang ditawarkan lebih murah dari bank konvensional. Sebelumnya, perseroan juga pernah menerbitkan Sukuk senilai Rp300 miliar. "Suku bunga tidak lebih mahal dari bank konvensional," tuturnya.

Emiten bersandi saham AISA itu menargetkan dana senilai Rp300 miliar dari emisi Sukuk digunakan untuk menambah kebutuhan ekspansi secara bertahap hingga 2017. Saat ini, proses ekspansi mencapai pengerjaan tanah dengan total investasi mencapai Rp682 miliar.

Tahun ini perseroan membidik target laba bersih dapat tumbuh 6,4% year-on-year menjadi Rp344,14 miliar. Per kuartal I/2016, laba bersih perseroan terkoreksi 0,7% y-o-y menjadi Rp122,97 miliar.

Tidak hanya itu, perseroan juga berencana untuk menjual saham perdana anak usaha di sektor consumer goods. Rencana go public anak usaha perseroan terus dikaji seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) mendivestasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP). "Bisnis kami sudah ada PT-nya, bisnis yang melibatkan consumer produk akan IPO," kata dia.

Emisi Sukuk Ijarah TPS Food II tahun 2016 memiliki target imbalan ijarah maksimum Rp1,5 triliun, dengan tenor 5 tahun, dan cicilan imbalan dibayarkan setiap tiga bulan.

AISA itu telah mendapatkan peringkat idA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia pada 31 Mei 2016. Perseroan juga mendapatkan initial ratings dari PT Fitch Indonesia pada 29 April 2016 di level BBB+ (idn) dengan outlook positif.

Dana yang dikantongi dari emisi Sukuk Ijarah akan digunakan untuk pelunasan utang JP Morgan Chase Bank N.A senilai Rp203,3 miliar, pembayaran pinjaman kepada PT Bank Rabobank International Indonesia, Rabobank International Singapura, PT Bank Maybank Indonesia Tbk., The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Jakarta, dan PT Bank Permata Indonesia Tbk. dengan total Rp974,19 miliar.

Sisanya, sekitar Rp300 miliar akan digunakan untuk pembangunan pabrik pengolahan beras dengan kapasitas 120.000 ton per tahun di Sulawesi milik anak usaha perseroan.

Masa penawaran awal dijadwalkan pada 15-23 Juni 2016 dan efektif pada 30 Juni 2016. Kemudian masa penawaran umum pada 11-14 Juli 2016 dengan masa penjatahan pada 15 Juli 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper